Page 208 - Landgrabbing, Bibliografi Beranotasi
P. 208

Land Grabbing: Bibliografi Beranotasi  183


              sumber daya, tetapi memperoleh sangat sedikit manfaat, dan tidak
              bisa duduk bersama dengan pemerintah maupun perusahaan untuk
              bisa memperhitungkan keputusan atau tindakan yang secara negatif
              berdampak  pada  mereka. Di beberapa  negara, kesenjangan  antara
              yang kaya dan yang miskin, yang berkuasa dan yang tidak berdaya
              adalah wujud nyata yang bisa dilihat; selanjutnya yang bisa dilihat
              dalam hal ini adalah kepentingan para elite yang berusaha menjaga
              status quo dan membuat masyarakat tidak bisa membuat perubahan
              praktik dan kebijakan.
                  Korupsi memfasilitasi land  grabbing  dalam  berbagai cara.
              Pada  dasarnya, ini merupakan    manifestasi dari kepentingan
              dan  penyalagunaan   kekuasaan/wewenang yang terjadi ketika
              pegawai pemerintah  di level nasional atau  lokal dan  kepentingan
              perusahaan  untuk  menyewa  atau  mencari tanah  (baik  negara  atau
              swasta), mengabaikan hukum serta dampak sosial, lingkungan, dan
              pengelolaan  yang negatif. Hal ini terjadi dalam  sejumlah  dimensi.
              Pertama, ketika petugas pemerintah menerima suap dari perusahaan
              untuk   mengubah   atau  mengabaikan   hukum-hukum, untuk
              memfasilitasi perubahan  transaksi, memberikan  pelayanan  yang
              terbaik, bisa bertindak dengan bebas, menyalahgunakan kebijakan.
              Suap, mencakup pembayaran tunai atau sejenisnya, secara pribadi
              mereka  pura-pura  buta/tidak  melihat  ketika  perilaku  koleganya
              menyimpang dari aturan institusi. Pada beberapa kasus korupsi yang
              lebih  luas, terutama  di tingkat  lokal, biasanya  karena  kurangnya
              kapasitas dan pengawasan dari pemerintah di tingkat pusat. Kedua,
              hal ini terjadi  ketika  ada  kepentingan  yang muncul dari petugas
              pemerintah, politisi, dan  anggota  keluarga  mereka  sendiri yang
              memiliki atau terlibat dalam perusahaan di mana mereka diberikan
              hak  melalui sewa  atau  akuisisi. Dalam  kasus  serupa  ini, suap
              secara  isik  tidak  diberikan  atau  diterima, tetapi kepemilikan  atau
              koneksi antara petugas pemerintah dan perusahaan memunculkan
              pertanyaan  tentang keuntungan  pribadi dari kesepakatan  yang
              terjadi, dengan relasi yang tetap dijaga secara rahasia. Lebih lanjut
              hal ini juga  memungkinkan  perusahaan  memperoleh  perlakuan
              khusus, membengkokan regulasi dan kebijakan, serta mengabaikan
              dampak  sosial, lingkungan  dan  pengelolaan  yang negatif  dengan
   203   204   205   206   207   208   209   210   211   212   213