Page 209 - Landgrabbing, Bibliografi Beranotasi
P. 209

184   Dwi Wulan Pujiriyani, dkk


            bebas, seperti halnya mempromosikan nepotisme.
                Kedua bentuk korupsi dapat terjadi di level lokal seperti halnya
            di level nasional. Meskipun  petugas  pemerintah  lokal menerima
            suap dari perusahaan yang terlibat dalam investasi tanah skala besar
            telah dipahami secara umum bahwa korupsi, di tingkat nasional yang
            dilembagakan  oleh  agen  pemerintah  suatu  ketika  dapat  menjadi
            persoalan  yang lebih  penting. Ketika  hal ini terjadi, kebijakan  dan
            fungsi-fungsi utama dari negara menjadi terdistorsi sementara para
            pemimpin  memperoleh  keuntungan. Sebagai hasilnya, keputusan
            pemerintah tentang siapa yang memperoleh tanah dan siapa yang
            menggunakannya, dan untuk tujuan apa, semua ini tidak didasarkan
            pengakuan  pada  hak-hak  lokal, tujuan  untuk  ketahanan  pangan,
            keberlanjutan  lingkungan, atau  pertumbuhan  ekonomi. Terlebih
            lagi, tanah  dan  sumber  daya  alam  (yang jamak  sudah  memiliki
            sejumlah  pengguna   yang bergantung padanya) dialokasikan
            kepada  perusahaan  yang memiliki hubungan  paling baik  dan  mau
            membayar dengan harga yang paling tinggi. Ketika korupsi terjadi,
            dan terutama ketika mencapai tingkat pimpinan tertinggi, menjadi
            kemustahilan  bahwa  setiap  level departemen  atau  lembaga  donor
            internasional mengimplementasikan   reformasi yang bertujuan
            meningkatkan  pengelolaan  dan  mobilisasi sumber  daya  domestik.
            Hal ini juga berarti bahwa petugas pemerintah, yang memiliki tugas
            untuk bertanggung jawab kepada masyarakat, di samping kesetiaan
            mereka pada perusahaan, patron dan yang lainnya dengan demikian
            menumbangkan korupsi merupakan fondasi dari proses demokrasi.
                Selain  korupsi yang dilakukan  dengan  mendistorsi prosedur
            legal dan proses pengambilan keputusan dalam akuisisi dan alokasi
            hak untuk investasi berskala besar yang dilakukan dalam permulaan
            siklus  proyek, korupsi juga  dapat  terjadi pada  saat  implementasi
            proyek. Cara yang paling problematik di sini adalah dari perspektif
            korban land grabbing di mana akuntabilitas regulasi dan mekanisme
            pertanggungjawaban  secara  yudisial memastikan  proyek  investasi
            mengikuti hukum  dan  tidak  melanggar  HAM, ternyata  dikorupsi.
            Ini terjadi misalnya  ketika  komunitas  kehilangan  dokumen  untuk
            menyatakan keberatan di pengadilan atau mekanisme non yudisial
   204   205   206   207   208   209   210   211   212   213   214