Page 239 - Landgrabbing, Bibliografi Beranotasi
P. 239

214   Dwi Wulan Pujiriyani, dkk

            II.31.  Zagema,  Bertram.  2011.  Land  and  Power,  The  Growing
            Scandal  Surrounding  the  New  Wave  of  Investment  in  Land.
            Oxfam Brieing Paper, 22 September 2011, www.oxfam.org.

            Keterangan: Uganda, Honduras, India, Guetamala, Sudan Selatan,
            kemiskinan, pembangunan, investasi


                Tulisan  ini merupakan  hasil penelitian  tentang tren  investasi
            tanah  yang dilakukan  Oxfam. Investasi bagi Oxfam    diyakini
            memainkan   peran  vital dalam  pembangunan  dan  pengentasan
            kemiskinan. Apabila  dikelola  secara  bertanggung jawab, investasi
            dapat meningkatkan penghidupan, menciptakan lapangan pekerjaan,
            meningkatkan  pelayanan  dan  pembangunan  infrastruktur. Cukup
            disayangkan, bahwa  tata  investasi tanah  menunjukan  realitas  yang
            sangat berbeda. Investasi yang terjadi sekarang ini lebih memberikan
            gambaran  tentang semakin  masifnya  tekanan  terhadap  tanah  – di
            mana  didalamnya  terdapat  sumber  daya  alam  yang menjadi tempat
            jutaan  orang menggantungkan  hidup. Terlalu  banyak  investasi pada
            kenyataannya berdampak pada pengusiran, perampasan, pelanggaran
            HAM, dan   rusaknya  sumber  penghidupan. Tanpa  adanya  standar
            nasional dan internasional untuk memperjuangkan masyarakat yang
            hidup di tengah kemiskinan, perburuan tanah di era modern ini telah
            memperburuk kondisi keluarga-keluarga miskin, dan jamak mengusir
            mereka dari tanah-tanah dengan tidak adil.
                Paper  ini secara  detail memaparkan  5 kasus  land grab  yaitu
            kasus  di Uganda, Indonesia, Guetemala, Honduras   dan  Sudan
            Selatan. Kajian  dilakukan  untuk  memahami dampak  land grab
            pada masyarakat miskin, serta melihat peran investor internasional
            dan  pemerintah  negara  tuan  rumah. Beberapa  kasus  mengisahkan
            cerita pengusiran paksa sekitar 20.000 orang dari tanah dan rumah
            mereka, serta  pengrusakan  tanaman  pangan  mereka. Kisah  lain
            mengisahkan dampak akibat proses eksklusi. Dalam banyak kasus,
            hak-hak  legal yang mereka  miliki yang terkena  dampak  landgrab
            tersebut, tidak  dihargai. Ketika  pengusiran  dilakukan, gambaran
            yang ditampilkan  adalah  konlik  dan  hilangnya  ketahanan  pangan,
            sumber  penghidupan, rumah  serta  masa  depan. Sebagian  besar
   234   235   236   237   238   239   240   241   242   243   244