Page 240 - Landgrabbing, Bibliografi Beranotasi
P. 240

Land Grabbing: Bibliografi Beranotasi  215


              yang terkena  dampak  menerima  sedikit  atau  bahkan  sama  sekali
              tidak mendapat kompensasi dan kemudian berjuang bersama untuk
              tanah mereka agar bisa kembali.
                  Ini adalah  sebuah  titik  balik  pembangunan, di mana  ada
              kelangkaan, di sana ada kesempatan. Kebanyakan pemerintah dan
              kelompok  elite  di negara  berkembang menawarkan  tanah  mereka
              dalam  skala  luas  dengan  harga  relatif  murah  untuk  mekanisasi
              pertanian. Pada  akhirnya  bukannya  didukung, petani kecil justru
              menjadi rentan  akibat  transaksi tanah. Meningkatnya  minat  pada
              tanah pertanian seharusnya bisa menjadi kabar baik bagi kelompok
              petani kecil, penggembala dan pemegang hak tanah lainnya, tetapi
              sebaliknya, masyarakat lokal kehilangan haknya karena kurangnya
              kekuasaan  untuk  melakukan  klaim  secara  efektif. Dalam  konteks
              ini, pemerintah  tuan  rumah, lembaga    keuangan, komunitas
              internasional dan kelompok masyarakat sipil, memiliki peran besar
              mengatur investasi demi kepentingan publik. Untuk menjamin hasil
              akhir  dari proses, pemerintah  harus  memastikan  bahwa  transfer
              berlangsung dibawah  prinsip  FPIC. Pemerintah  nasional memiliki
              kewajiban  melindungi hak-hak    dan  kepentingan  masyarakat
              lokal serta  pemegang hak, tetapi dalam  kasus  yang dipaparkan
              dalam  tulisan  ini, mereka  justru  gagal melakukannya. Bahkan
              pemerintah  justru  bekerjasama  dengan  investor, menyambut
              kedatangan  mereka   dengan  berbagai penawaran   harga  yang
              murah, insentif  serta  membantu  mengeluarkan  masyarakat  yang
              masih  menempati tanah-tanah  yang ditransaksikan  tersebut. Saat
              lembaga-lembaga keuangan internasional ini hadir dengan berbagai
              kebijakannya, standar-standar dan aturan yang memandu investasi
              dan  pengambilan  keputusan  justru  tidak  berjalan  dan  komunitas
              lokal semakin  terbebani. Secara  keseluruhan, respon  masyarakat
              internasional pada  gelombang transaksi tanah  yang memiliki
              dampak merusak ini, sangat lemah.

                  Argumen mendasar yang dimunculkan naskah ini adalah bahwa
              meningkatnya  minat  mencari tanah-tanah   pertanian  memiliki
              konsekuensi serius  bagi pengguna  tanah  sebelumnya. Beberapa
              akuisisi yang terjadi mengambil bentuk land grab yang dideinisikan
   235   236   237   238   239   240   241   242   243   244   245