Page 247 - Landgrabbing, Bibliografi Beranotasi
P. 247

222   Dwi Wulan Pujiriyani, dkk


            berkembang. Dalam beberapa kasus, dasar pembenaran yang dipakai
            investor  adalah  tanah  yang tidak  produktif  (unproductive) atau
            tanah  terlantar  (underutilized) yang faktanya digunakan masyarakat
            menggembalakan   ternak  atau  mengumpulkan  kayu  dan  tanaman
            obat. Meskipun  semua  aktivitas  ini menjadi sumber  penghidupan
            kelompok  miskin, semua  pemanfaatan  ini dianggap  tidak  bernilai
            karena tidak memiliki nilai jual. Akuisisi tanah berskala besar menjadi
            bencana bagi kesejahteraan kelompok miskin karena merampas tanah
            dan air yang merupakan kebutuhan mereka untuk bertahan hidup.
                Menurut  Brown, strategi yang bisa  ditempuh  untuk  keluar
            dari situasi ini adalah dengan memberikan kesempatan bagi petani
            kecil menyuarakan  kepentingan  mereka  dan  bernegosiasi dengan
            aktor-aktor  yang berkuasa. Dengan  jalan  ini, kelompok  miskin
            dapat mendorong relasi kuasa yang lebih seimbang. Manfaat untuk
            komunitas lokal juga tergantung bagaimana proyek investasi didesain
            dan  dikelola. Salah  satunya  dilakukan  dengan  sistem  contract
            farming  yang memungkinkan     smallholder  dapat  memperoleh
            keuntungan  dari investasi asing,sekaligus  memberi kesempatan
            pihak swasta untuk berinvestasi. Petani disediakan faktor pendukung
            untuk  mengembangkan   bisnis  seperti pendampingan  teknis  dan
            kredit. Sementara  petani harus  menjual produksi mereka  pada
            penyedia bantuan ini. Inilah yang kemudian dianggap sebagai win-
            win scenario  bagi komunitas  dan  investor  asing. Berkaitan  dengan
            keberlanjutan  lingkungan, investor  harus  melakukan  penilaian
            (assesment) dampak lingkungan dengan hati-hati.
                Strategi lain  yang juga  dimunculkan  Brown  adalah  melalui
            pemberlakuan  kode  etik  atau  code of conduct. Agar  lebih  efektif,
            pemberlakuan  kode  etik  harus  didukung hukum   dan  aturan
            internasional, tidak  hanya  di negara  yang menjadi target  investasi,
            tetapi juga  negara  investor. Strategi ini juga  mencakup  fasilitasi
            kesempatan  di negara  target  dengan  memperkuat  kebijakan  dan
            implementasinya. Negara target harus meningkatkan iklim investasi
            melalui aturan  hukum  dan  jaminan  kontrak, mengupayakan  fakta
            berbasis  kebijakan  pertanian  yang berkaitan  dengan  insentif, pasar,
            teknologi dan infrastruktur pedesaan, memfasilitsi skema out-grower
            dan contract farming  dalam  sektor  smallholder, memperluas  sistem
   242   243   244   245   246   247   248   249   250   251   252