Page 249 - Landgrabbing, Bibliografi Beranotasi
P. 249
224 Dwi Wulan Pujiriyani, dkk
negara lain sebagai strategi mengamankan suplai pangan dengan
harga yang lebih murah. Pelaku bisnis memahami kebutuhan tersebut
sebagai peluang baru yang menghasilkan banyak keuntungan,
termasuk pertanian pangan, biodiesel, dan komoditas pertanian
lainnya. Istilah ‘perampasan tanah’, yang dikaitkan dengan akuisisi
tanah skala luas, melahirkan perdebatan internasional tentang
bagaimana memposisikan akuisisi tanah tersebut sebagai pemberi
dampak pada investasi terhadap lingkungan, hak-hak, kedaulatan,
mata pencaharian, pembangunan, dan konlik dalam skala lokal,
nasional, dan internasional.
Artikel ini menyediakan suatu analisis kompleksitas dan situasi
yang berubah, dengan fokus pada Afrika, dan menggambarkan
inventarisasi kuantitatif akuisisi tanah di empat negara dan contoh
suatu kesepakatan pertanahan. Artikel ini juga menempatkan
kecenderungan dan arah, sekaligus mendiskusikan itur utama dari
perjanjian internasional sebelum menganalisis resiko-resiko utama dan
berbagai kemungkinan yang terjadi, dengan berfokus pada implikasi
keamanan pangan secara lokal, nasional, dan internasional. Artikel ini
menyimpulkan - melalui langkah-langkah praktis - untuk memperbarui
momentum dalam investasi pertanian yang berorientasi pembangunan,
namun menghindari efek tekanan politis yang makin memburuk.
(VRP)
Keterangan: Artikel dapat diunduh di http://www.jstor.org
III.3. Daniel, Shepard. 2011. “Finance Corporation in Promoting
Agricultural Investment and Large-scale Land Acquisitions”.
Artikel dalam International Conference on Global Land
Grabbing 6-8 April 2011. Land Deals Politics Initiative (LDPI).
Journal of Peasant dan University of Sussex.
Kata Kunci: investasi, krisis pangan, asistensi teknis
Shepard menguji peranan International Finance Corporation
(IFC), selaku cabang swasta dari World Bank Group, di dalam
berkembangnya kecenderungan global investasi pertanahan