Page 259 - Landgrabbing, Bibliografi Beranotasi
P. 259
234 Dwi Wulan Pujiriyani, dkk
Sub Sahara. Data diperoleh dari hasil analisis 353 proyek di 32 negara
Afrika Sub Sahara yang meliputi wilayah sekitar 18,1 juta hektar. Data
yang diperoleh menunjukkan adanya konsentrasi geograis yang
tinggi di 7 negara. Analisis dilakukan berdasarkan data-data proyek
mulai bulan Oktober sampai November 2011.
Analisis data penelitian ini hanya mencakup proyek sektor
kehutanan dan pertanian yang mengembangkan model produksi
perkebunan. Data tulisan ini tidak menyertakan investasi pertanian
dan kehutanan yang mengadopsi model smallholder yang berorientasi
bisnis (tenant farming atau out grower schemes), konsesi industri
perkayuan, dan investasi di sektor tanah lainnya. Penelitian ini juga
hanya menyertakan analisis yang meliputi pemindahan pemanfaatan
atau kepemilikan hak pada area di atas 2000 ha. Pengumpulan data
dibagi dalam 3 kategori kualitas. Kategori 1 dengan akurasi tinggi
dan berasal dari sumber yang dapat diveriikasi. Data kategori dua
termasuk data yang tidak bisa diveriikasi meskipun dapat dipercaya
sesuai dengan kriteria pertemuan. Kategori 3 adalah berbagai data.
Dalam tulisan ini Schoneveld berupaya meminimalisasi penggunaan
data spekulatif dengan lebih banyak memakai gambaran mengenai
alam dan jumlah akuisisi tanah pertanian berskala besar. Ada
beberapa keterbatasan yang dijumpai dalam metodologi seperti
banyaknya proyek yang tidak dipublikasikan dan didokumentasikn.
Selain itu investasi di beberapa negara tidak bisa ditemukan
karena desentralisasi pengelolaan informasi, adanya kontrol akses
publik terhadap informasi serta lemahnya regulasi dan kapasitas
administrasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa akuisisi tanah telah
terjadi secara luas di Sub Saharan Afrika. Sejak tahun 2005 negara-
negara seperti Ethiopia, Ghana, Liberia, Madagaskar, Mozambique,
Sudan Selatan dan Zambia, diperkirakan sekitar 2/3 wilayahnya
telah diambil alih. Temuan menunjukkan bahwa akuisisi tanah
pertanian awalnya diinisiasi oleh swasta, perusahaan asing dengan
peran dari investor domestik. Asal investor antara lain dari India,
Norwegia, Inggris, Amerika Serikat yang mengambil tanah paling
banyak. Pemicu utama terjadinya akuisisi tanah adalah kebutuhan