Page 303 - Landgrabbing, Bibliografi Beranotasi
P. 303
278 Dwi Wulan Pujiriyani, dkk
menangani masalah-masalah yang ditimbulkan tersebut, meskipun
mungkin belum optimal.
(VRP)
Keterangan: Artikel dapat diunduh di http://www.geo.umu.se/vg_
uppsatser/JohanssonM.pdf
IV.21. Junaidi, Yulian. 2011. ”Land Grabbing in Indonesia”.
Artikel dalam International Conference on Global Land
Grabbing 6-8 April 2011, Land Deals Politics Initiative (LDPI),
Journal of Peasant dan University of Sussex.
Kata Kunci: Indonesia, perampasan tanah, food estate, REDD, reklaiming
Tulisan ini merupakan salah satu makalah yang dipresentasikan
dalam International Conference on GLB. Dalam tulisan ini dipaparkan
mengenai persoalan land grab yang terjadi di Indonesia. Land grab di
Indonesia didukung oleh kebijakan nasional yaitu dengan keluarnya
Perpres No 5 Tahun 2008 yang memfokuskan pada Program
Ekonomi termasuk Investasi Pangan Berskala Besar (Food Estate).
Peraturan ini bertujuan memberikan kesempatan kepada investor
untuk mengembangkan perkebunan tanaman pangan. Peraturan
inilah yang kemudian menjadi dasar kemunculan MIFEE (Merauke
Integrated Food and Energy Estate) yaitu perkebunan berskala
besar di Papua. MIFEE sendiri merupakan konsep pengelolaan
pertanian terintegrasi dimana tanah dibagi untuk tanaman pangan,
peternakan, kolam ikan, perkebunan, dan lain-lain. Fakta yang ada
ternyata perkebunan lebih besar dari tanaman pangan, dan tidak ada
wilayah yang diperuntukan bagi usaha peternakan dan kolam ikan.
Fenomena land grab ini telah mengambil alih jutaan tanah petani.
Fenomena land grab yang lain juga muncul melalui mekanisme
perdagangan karbon (REDD) yang hadir bersamaan dengan isu
krisis iklim.
Kondisi ini telah berdampak pada kehidupan petani di
Indonesia. Kondisi ini direspon dengan perjuangan dan reklaiming
tanah-tanah petani yang diambil alih oleh investor dan agribisnis