Page 301 - Landgrabbing, Bibliografi Beranotasi
P. 301
276 Dwi Wulan Pujiriyani, dkk
dengan mengharapkan keuntungan besar dari industri pangan dan
mengintroduksi manajemen berkelanjutan di perkebunan mereka.
Dengan demikian, kelapa sawit sebagai multikultur pun mulai
mengalami reduksi secara gradual. Prasyarat bagi pengembangan
semacam ini adalah keputusan perusahaan untuk mengarahkan
usahanya pada arah ini. Lebih lanjut, pemerintah Indonesia harus
menemukan solusi dalam melawan aktivitas ilegal terkait kelapa
sawit dan pasar kelapa sawit. Hal ini membutuhkan standar yang
tinggi bagi sertiikasi keberlanjutan dan pendirian organisasi
independen yang memonitor kepatuhan terhadap aturan tersebut.
Sebagian besar negara berkembang dan negara-negara
pengimpor telah meloloskan legislasi yang berorientasi pada
lingkungan dan standar minimum kelayakan hidup (sosial).
Kepatuhan terhadap kesepakatan-kesepakatan tersebut haruslah
dimonitor oleh suatu organisasi yang melibatkan masyarakat sipil,
politik, dan industri. Oleh karena itu, perkebunan baru hanya bisa
pada hutan yang memang telah dibuka, atau dengan kata lain, bukan
dengan cara membuka hutan. Kepatuhan ini harus dimonitor secara
ketat supaya hak-hak masyarakat yang memang telah tinggal di sana
tetap terlindungi, demikian juga dalam hal pelestarian hutan.
Meskipun penggunaan kelapa sawit sebagai bahan biodisel tidak
meluas secara intensif, namun kebutuhan industri pangan terus
berkembang.Di Asia secara khusus, permintaan terus meningkat
sampai 2020. Peningkatan ini akan diperkuat oleh fakta bahwa
kelapa sawit telah menggantikan jenis minyak lain dalam rantai
komoditas makanan yang selama ini digunakan untuk memproduksi
biodisel. Berdasarkan perhitungan rata-rata, permintaan atas
kelapa sawit akan terus meningkat 50% sampai 2012. Meskipun
eisiensi perkebunan meningkat secara moderat, namun setidaknya
dibutuhkan 5 juta perkebunan baru, dan sebagian besar berpotensi
didirikan di Indonesia. Namun demikian, pemerintah Indonesia
tetap belum pada posisi mengawasi hukum yang telah eksis, sehingga
terus terjadi pembukaan hutan untuk pendirian perkebunan baru.
Dalam menghadapi permintaan konsumsi kelapa sawit yang
terus meningkat untuk industri pangan, negara-negara penghasil