Page 297 - Landgrabbing, Bibliografi Beranotasi
P. 297
272 Dwi Wulan Pujiriyani, dkk
di Bungo, Provinsi Jambi. Sejumlah kemitraan antara komunitas
dan perusahaan rupanya banyak menimbulkan masalah. Dinamika
keuntungan dan kerugian yang dialami para petani kelapa sawit juga
turut dikaji melalui pendekatan survey sepanjang tahun 2007 hingga
2010.
Penyebab utama konlik antara perusahaan dan komunitas
lokal yaitu perihal tenurial, yang kemudian diikuti oleh lemahnya
koordinasi dan kepemimpinan antara para petani kecil. Analisis
proitabilitas penggunaan tanah menunjukkan bahwa terdapat
keuntungan yang tinggi dari budidaya kelapa sawit oleh petani
lokal. Maka komoditas kelapa sawit ini bersaing dengan komoditas
karet dalam hal ekspansi lahan – yang mana keduanya jauh lebih
kompetitif dibandingkan produksi padi.
(VRP)
Keterangan: Artikel dapat diakses melalui email penulis: l.feintrenie@
cgiar.org
IV.18. Ginting, Longgena & Pye, Oliver. 2011. “Resisting
Agribusiness Development: The Merauke Integrated Food
and Energy Estate in West Papua, Indonesia”, artikel dalam
International Conference on Global Land Grabbing 6-8 April
2011. Land Deals Politics Initiative (LDPI). Journal of Peasant
dan University of Sussex.
Kata Kunci: Indonesia, Papua Barat, MIFEE, adat, resistensi
Ginting dan Pye dalam artikelnya menyoroti suatu perampasan
tanah besar-besaran di Indonesia melalui program The Merauke
Integrated Food and Energy Estate in West Papua, Indonesia,
yang biasa dikenal sebagai MIFEE. Pertama-tama Ginting & Pye
memperkenalkan MIFEE dan mendiskusikan sejumlah konsep
penting mengenai konteks-konteks tertentu yang dalam sejarah
Indonesia dikenal sebagai pendudukan Papua Barat.
Oleh karena sebagian besar proyek tersebut belum selesai secara
material, maka Ginting dan Pye hanya bisa sedikit berkontribusi