Page 341 - Landgrabbing, Bibliografi Beranotasi
P. 341

316   Dwi Wulan Pujiriyani, dkk


            IV.39.  Daeng,  Samaludin.  2011.  Kedaulatan Pangan, Solusi
            Mengatasi Krisis Pangan. Free Trade Watch. Edisi II, Juli 2011.

            Kata kunci: krisis pangan, kedaulatan, overproduksi, kapitalisme



                Dalam  tulisannya  ini, Daeng membahas  mengenai persoalan
            krisis  pangan  yang ternyata  tidak  dianggap  sebagai persoalan
            yang harus  diselesaikan, tetapi justru  menjadi mesin  ekonomi
            kapitalisme. Krisis  menjadi  dasar  bagi sistem  kapitalisme  terus
            eksis dan berlanjut. Krisis pangan adalah fenomena kenaikan harga
            pangan  secara  global pada  tingkat  yang semakin  tidak  terjangkau.
            Terjadi apa yang disebut dengan overproduksi pangan yaitu kondisi
            dimana produksi pangan tidak dapat ditingkatkan dikarenakan tidak
            tersedianya pasar yang disebabkan tidak adanya daya beli. Hilangnya
            daya beli dikarenakan rendahnya pendapatan mayoritas masyarakat.
            Sebagian besar sumber ekonomi dan pendapatan terakumulasi pada
            segelintir minoritas. Fakta krisis pangan ditunjukkan Daeng dengan
            kondisi kelaparan  kronis  dan  kekurangan  gizi akut  yang sedang
            dialami oleh  sebagian  besar  penduduk  yang tinggal di Afrika  Sub
            Sahara dan sebagian Asia. Mereka ini adalah kelompok masyarakat
            petani di pedesaan yang tidak dapat menghasilkan cukup makanan,
            orang tanpa  tanah  atau  orang-orang kota  yang tidak  mampu  lagi
            membeli makanan yang mereka butuhkan.
                Dalam sistem kapitalisme dewasa ini, negara-negara maju terus
            mensubsidi produksi pangan mereka dan memberlakukan proteksi
            perdagangan. Lembaga-lembaga  keuangan  global didorong untuk
            mendistribusikan pinjaman secara lebih luas khususnya ke negara-
            negara  berkembang agar  membuka  diri terhadap  investasi asing
            di sektor  pangan  dan  membuka  impor  pangan. Akibatnya  banyak
            negara miskin yang sebelumnya swasembada pangan telah berubah
            menjadi pengimpor makanan. Diserahkannya urusan pangan pada
            mekanisme pasar, telah menyebabkan perusahaan kecil dan usaha
            menghasilkan pangan oleh rakyat kehilangan kemampuan bersaing.
            Hilangnya  subsidi dan  proteksi perdagangan  di negara-negara
            berkembang telah mematikan kekuatan rakyat dalam menghasilkan
            pangan. Hilangnya kemandirian pangan negara-negara berkembang
   336   337   338   339   340   341   342   343   344   345   346