Page 169 - Berangkat Dari Agraria
P. 169

146  Berangkat dari Agraria:
                  Dinamika Gerakan, Pengetahuan dan Kebijakan Agraria Nasional
             Bank Tanah akan mempertajam friksi antara rakyat miskin dengan
             perusahaan besar. Friksi  yang menajam menjadi  gesekan  sosial
             politik bisa memperparah konflik agraria yang hingga saat ini belum
             tertangani secara tuntas.

                 Yang menarik, bagian mengingat UU Cipta Kerja mencantumkan
             Ketetapan MPR/IX/2001 tentang Pembaruan Agraria dan Pengelolaan
             Sumber Daya  Alam.  Tap MPR ini merupakan konsensus  politik
             nasional di  era  reformasi  yang  menjadi  tonggak  politik  hukum
             agraria nasional bagi pelaksanaan reforma agraria.

                 Menurut saya, celah pembaruan di bidang kehutanan dari UU
             Cipta Kerja di bidang kehutanan ada pada penghapusan ketentuan
             30%  kawasan hutan  yang  harus  dipertahankan.  Pasal  18  UU
             Kehutanandalam undang-undang ini berbunyi: “Pemerintah pusat
             mengatur luas kawasan  yang harus  dipertahankan  sesuai  dengan
             kondisi  fisik dan geografis daerah aliran  sungai dan/atau  pulau”.
             Pada ayat (2) menyatakan: “Ketentuan lebih lanjut mengenai luas
             kawasan hutan yang harus dipertahakan ialah termasuk pada wilayah
             yang  terdapat  proyek  strategis  nasional  diatur dalam  Peraturan
             Pemerintah”.
                 Ketentuan Pasal 18 ini bisa menjadi peluang baru bagi percepatan
             pelaksanaan reforma agraria di Pulau Jawa dan lainnya yang selama
             ini  tersumbat karena larangan  alih  status kawasan hutan karena
             ketentuan mempertahankan kawasan hutan seluas. Sekarang tinggal
             operasionalisasinya yang harus hati-hati agar tidak ditentukan oleh
             mekanisme  pasar.  Menurut Guru Besar Kebijakan Kehutanan IPB
             Hariadi Kartodihardjo, pemerintah harus mengintervensi pasar agar
             niat jangka pendek mengubah kawasan untuk keperluan bisnis tidak
             masif.

                 Sejumlah pakar menyarankan agar peraturan pemerintah yang
             menjadi  turunan  UU  Cipta  Kerja mesti  secara  kuat  mengandung
             kebijakan afirmatif bagi masyarakat adat. Sebab, dengna afirmasi,
             UU Cipta Kerja bisa jadi momentum percepatan penetapan hutan
             adat  sebagai  bagian dari  wilayah adat dalam  skema  perhutanan
             sosial  yang  ketentuannya  kini  diatur  dalam  undang-undang  ini.
   164   165   166   167   168   169   170   171   172   173   174