Page 123 - Masalah Agraria Sebagai Masalah Penghidupan dan Kemakmuran Rakyat Indonesia
P. 123

Mochammad Tauchid

                Penguasaan tanah yang sekian luasnya dengan hanya
            ditanami sebagian kecil sekali, berarti tanah yang luas itu
            hanya memberi makan kepada orang-orang sedikit. Perban-
            dingan antara luas tanah tiap hektar dengan orang yang dapat
            menerima pekerjaan dari situ hanya seperti 8 : 5, jadi rata-
            rata tiap-tiap ha hanya memberi pekerjaan (memberi penghi-
            dupan) kepada 5/8 orang. Sedangkan kalau diusahakan semua
            tiap hektar sedikitnya dapat memberi penghidupan kepada 6
            orang.
                Tanah pertanian yang menghasilkan bahan makanan (ke-
            cuali yang ditanami karet dan tanaman bahan ekspor lainnnya)
            hanya 192.000 ha atau hanya 6% dari seluruh luas tanah, di
            samping tanah konsesi yang luasnya 888.000 ha itu, atau
            merupakan 30% dari luasnya daerah. Tanah pertanian sekian
            itu untuk penduduk lk. 1.500.000 orang banyaknya atau lk.
            300.000 keluarga yang terdiri masing-masing dengan 5
            orang. Keadaan yang semacam itu menimbulkan akibat yang
            membuat petani di sana sangat melarat karena kekurangan
            tanah dan sedikit penghasilannya. Produksi bahan makanan
            jauh dan kurang untuk mencukupi keperluan makanan pen-
            duduk, hingga terpaksa tiap-tiap tahun harus mendatangkan
            beras dari luar negeri (daerah) sebanyak 150.000 ton untuk
            daerah tersebut.
                Pertikaian perkara tanah di Sumatera Timur sudah mun-
            cul sejak lama, sejak adanya Konsesi antara penduduk dengan
            pihak onderneming. Pertikaian itu terus terjadi dan menjadi
            lebih tajam sejak agresi militer Belanda pertama tahun 1947
            yang melahirkan “Negara Sumatera Timur”. Sebab-sebab yang
            menimbulkan pertikaian itu akan di jelaskan di bawah ini.
                Dari sudut ekonomis sangat jelas terlihat keadaan yang

            102
   118   119   120   121   122   123   124   125   126   127   128