Page 124 - Masalah Agraria Sebagai Masalah Penghidupan dan Kemakmuran Rakyat Indonesia
P. 124
Masalah Agraria di Indonesia
sangat ganjil dan mencolok mata tentang perbedaan hak
kepemilikan tanah bagi petani dan kaum pemodal. Perkebunan
yang sangat luas dengan tingkat produksi yang tinggi menun-
jukkan kuatnya kedudukan dalam lapangan keuangan dan
organisasi, serta perlindungan yang kuat dari Pemerintah Kolo-
nial di antaranya dengan adanya poenale sanctie yang meru-
pakan surga bagi kaum pemodal. Hal ini menjadi sumber dolar
dan emas bagi para pemodal.
Sedangkan bagi petani, pertanian rakyat makin melemah.
Mereka kekurangan tanah dan tingkat produksinya rendah.
Produksi bahan makanan sangat kurang disebabkan sempit-
nya tanah pertanian rakyat. Hidupnya tergantung dari impor
bahan makanan dari luar. Tingkat pengetahuan rakyat sangat
rendah. Tidak adanya perlindungan dari pemerintah dalam
menghadapi kekuatan raksasa yang serba lengkap dan modern
peralatannya. Rakyat menjadi kuli yang hidup untuk sekedar
tidak mati. Mereka dirusak batin dan jiwanya dengan segala
macam keroyalan yang diberikan oleh pihak onderneming.
Hal ini dimaksudkan oleh onderneming agar rakyat menjadi
kuli yang murah dan setia selama-lamanya. Rakyat hidup di
neraka sedangkan kaum modal hidup dalam surga dunia. Pe-
makaian tanah yang sangat mewah oleh onderneming, di sam-
ping “landhonger” di kalangan rakyat, sungguh suatu keadaan
ganjil yang menyolok mata.
Tanah konsesi tembakau seluas 261.000 ha, rata-rata
hanya dipergunakan 15.000-20.000 ha. Tanah konsesi tana-
man keras 637.000 ha hanya dipergunakan 394.000 ha saja.
Sungguh suatu keadaan yang sangat ganjil, kalau melihat tanah
pertanian rakyat yang hanya 192.000 ha untuk bahan ma-
kanan dan diperuntukkan 300.000 keluarga yang harus men-
103