Page 154 - Masalah Agraria Sebagai Masalah Penghidupan dan Kemakmuran Rakyat Indonesia
P. 154
Masalah Agraria di Indonesia
sama-sama oleh penduduk desa. Hubungan seseorang dengan
tanah tidak seperti hubungan antara orang dengan alat-alat
penghasilan lainnya yang dianggap sebagai barang yang mati.
Demikian juga hasil bumi, tidak dipandang sebagai benda mati
semata-mata yang harganya dapat diukur dengan uang dan
beratnya dapat ditimbang dengan alat timbangan. Keperca-
yaan ini menimbulkan adat kebiasaan adanya tradisi selamatan
bersama di desa yang terletak di tempat-tempat selamatan
umum. Seperti yang terdapat di beberapa daerah di Kaliman-
tan, Batak, Timor, pada waktu orang akan turun ke sawah. Di
Bolaang-Mongondow bernama monabung kon lipu. Semen-
tara di beberapa tempat di Jawa masih terdapat kebiasaan
selamatan se-desa sehabis panen di sawah, serta adanya sede-
kah bumi atau sedekah desa besama-sama.
Kepercayaan ini makin lama makin berkurang, terutama
di daerah-daerah yang penduduknya sudah dikatakan maju.
Selain itu juga disebabkan bertambah banyaknya tanah-tanah
yang dijadikan milik perseorangan, hingga hubungan religius
dengan tanah makin berkurang. Tetapi hubungan religius an-
tara tanah dengan perseorangan masih tetap ada hampir di
seluruh Indonesia. Hubungan ekonomis merupakan hu-
bungan dan hak desa untuk menentukan pemakaian tanah bagi
kepentingan desa, yang berupa:
a. hak desa (daerah ) untuk menentukan persediaan tanah bagi
keperluan penghidupan warga desa,
b. hak daerah untuk mengambil sebagian tanah milik warga
desa jika keperluan umum sedesa memintanya, umpama
untuk kepentingan pangonan, selokan air, kuburan dsb.,
c. hak desa untuk memberikan tanah kepada orang asing (orang
dari desa lain) untuk keperluan penghidupannya dengan
133