Page 55 - Masalah Agraria Sebagai Masalah Penghidupan dan Kemakmuran Rakyat Indonesia
P. 55

Mochammad Tauchid

            yang didiami dan dipakainya, sebagaimana yang tersebut da-
            lam putusan Raad van Justitie di Semarang pada tanggal 27
            Mei 1903.
                Hak-hak penduduk di tanah partikelir daerah Surabaya,
            menurut putusan Raad Van Justitie, Surabaya 22 Januari
            1913, dinyatakan bahwa penduduk tanah partikelir di daerah
            itu mempunyai hak perseorangan secara turun-temurun
            (erfelijk individueel bezitsrecht). Kemudian menurut putusan
            Raad van Justitie di Surabaja tanggal 7 Juni 1916, penduduk
            berhak atas tanah (pekarangannya) dengan hak-hak benda
            (zakelijke rechten), yang dapat dipindahkan haknya kepada
            orang lain. Menurut putusan Raad van Justitie di Surabaya
            pada tanggal 12 September 1917, penduduk di tanah partikelir
            di sekeliling kota Surabaya mempunyai hak milik atas peka-
            rangan yang didiami, dan berhak memakai tanah pertanian
            lain-lainnya dengan memenuhi beberapa kewajiban terhadap
            tuan tanah.
                Atas tanah partikelir yang sudah dibeli oleh Pemerintah
            di daerah Semarang ditentukan dengan Undang-undang Stbl.
            1919 no. 673. Haknya atas tanah pekarangan diberikan seperti
            hak penduduk di tanah-tanah partikelir di sebelah Barat kali
            Cimanuk. Tetapi para penduduk ini tidak memiliki hak atas
            tanah tersebut, karena tanah itu dikuasai langsung oleh tuan
            tanah, sedang rakyat yang mengerjakan tanahnya dianggap
            sebagai penyewa.
                Berhubung dengan itu, maka dalam peraturan ditetapkan
            bahwa dalam perpindahan tanah partikelir yang kembali kepa-
            da pemerintah, pekarangan dan kebun diakui sebagai milik
            perseorangan yang turun-temurun. Sedang sawah dan kolam
            ikan kembali kepada pemerintah dan diatur dengan peraturan

            34
   50   51   52   53   54   55   56   57   58   59   60