Page 88 - Masalah Agraria Sebagai Masalah Penghidupan dan Kemakmuran Rakyat Indonesia
P. 88

Masalah Agraria di Indonesia

                  tanah semacam itu.
                  Berhubung dengan itu, pemerintah segera membentuk satu
                  komisi untuk mengurusi permintaan hak eigendom atau
                  opstal dari tanah semacam itu. Untuk tanah-tanah yang
                  dilepaskan haknya dari tangan rakyat Indonesia untuk
                  dipergunakan Daerah Otonom (gemeente atau  locale
                  ressorten) dan kepentingan umum, kelambatan penyele-
                  saian pergantian hak itu tidaklah merugikan pemerintah.
                  Kalau daerah menghendaki tanah itu diberikan kepadanya
                  dengan disertai hak benda, lalu tanah itu tidak dipergunakan
                  untuk kepentingan umum, maka diberlakukan Stbl 1924
                  no. 240. Soal persewaannya diatur semestinya, seperti ter-
                  hadap orang-perorang. Untuk pemakaian tanah oleh Daerah
                  Otonom yang dipergunakan untuk kepentingan perumahan
                  rakyat diadakan peraturan sendiri.
                  Permintaan Daerah-daerah Otonom (gemeenten dan lo-
                  cale ressorten) untuk mendapat bagian dari hasil persewaan
                  tanah menurut peraturan kas daerahnya tidak dapat dika-
                  bulkan oleh pemerintah. Sebab untuk kasus-kasus tanah-
                  tanah negeri semacam itu daerah tidak turut campur. Kemu-
                  dian ditetapkan bahwa hasil-hasil persewaan dan pungutan
                  dari tanah-tanah semacam itu, daerah otonom mendapat
                  bagian sebagai upah memungut (collecteloon) sebesar 8 %.
                4. Persewaan tanah negeri kepada orang asing karena pema-
                  kaian yang tidak sah dan tidak dapat diberikan dengan salah
                  satu titel (G. B. 3 September 1925 no. 5, Bijblad 11015)
                  Persewaan tanah ini diberikan oleh Asisten Residen kepada
                  orang asing atas tanah yang menurut Undang-undang tidak
                  dapat diberikan dengan salah satu titel kepada orang asing.
                  Sedang menurut pertimbangan-pertimbangan “ekonomis

                                                                   67
   83   84   85   86   87   88   89   90   91   92   93