Page 91 - Masalah Agraria Sebagai Masalah Penghidupan dan Kemakmuran Rakyat Indonesia
P. 91
Mochammad Tauchid
partikelir di dalam kotapraja Semarang dibuat yang seki-
ranya memberi kemungkinan perubahan besarnya uang
sewa, mengingat perubahan harga tanah dalam kota.
Bekas tanah partikelir Torbaya dikecualikan dari peraturan
ini, karena tanah itu dimaksudkan akan diberikan dengan
hak milik dengan pembayaran landrente (yang dijalankan
mulai tahun 1920). Sebelum peraturan itu berlaku, lebih
dulu berlaku peraturan yang lama.
8. Beberapa peraturan sewa atas tanah-tanah bekas tanah par-
tikelir
Untuk beberapa tanah bekas tanah partikelir di sebelah
timur kali Cimanuk, diadakan peraturan sendiri-sendiri:
a. G. B. 5 Desember 1923 No. 26 untuk bekas tanah parti-
kelir Sayung, Gemulak dan Delapan (Semarang).
b. G. B. 13 Agustus 1918 No. 2 untuk bekas tanah partikelir
Sumbring (Semarang)
c. G. B. 23 Mei 1918 No. 11 untuk bekas tanah partikelir
Simo (Surabaya)
Peraturan-peraturan sewa tanah kepunyaan negeri lainnya.
9. Persewaan atas tanah-tanah dalam lingkungan daerah
pelabuhan, Stbl. 1917 No. 464, dikuasakan kepada Direktur
Departemen Pekerjaan Umum (Burgerlijke Openbare Wer-
ken). Dengan Stbl. 1934 No. 63 diserahkan kepada Direktur
Departemen Perhubungan dan Pengairan (Verkeer en
Waterstaat). Peraturan-peraturan sewa tanah kepunyaan
negeri lainnya.
10.Peminjaman (persewaan) tanah untuk keperluan pendirian
rumah-rumah es dan kios diatur dengan Stbl. 1919 no. 802,
diubah dan ditambah dengan G. B. dalam Stbl. 1921 No.
102 dan 579; Stbl. 1925 No. 434; Stbl. 1928 No. 191 dan
70