Page 95 - Masalah Agraria Sebagai Masalah Penghidupan dan Kemakmuran Rakyat Indonesia
P. 95

Mochammad Tauchid

              haan tembakau yang banyak.
            22.Persewaan tanah negeri dan “tanah onbekend” di kota-
              kota Jakarta dan Jatinegara, diatur dengan G. B. 5 Juni 1931
              no. 38. Atas permintaan orang-orang yang mendiami ta-
              nah-tanah negeri termasuk juga “tanah onbekend” di kota-
              kota Jakarta dan Jatinegara untuk mendapatkan hak milik
              atas tanah itu. Kalau tanah yang diminta tidak diperlukan
              oleh negeri, tanah itu diberikan dengan percuma kepada
              orang-orang yang sudah memakai sebelum Januari 1918,
              baik dari pemberian sebagai pusaka, atau lainnya yang sah
              dengan sepengetahuan kepala pemerintahan. Tanah yang
              didapat sesudah Januari 1918, menurut ketentuan Direktur
              Departemen B. B harus didapat dengan membayar.
              Saat menunggu mendapatkan hak milik tanah, orang itu
              menyewa “Tanah Onbekend” yang banyak terdapat di kota
              Jakarta, yaitu tanah-tanah yang sudah dinyatakan untuk
              dijadikan tanah eigendom dan sudah masuk dalam daftar
              eigendom, tetapi karena hingga 50 tahun tidak dilakukan
              pemindahan hak (overschrijving) atas orang-orang “pemi-
              liknya” tidak diketahui lagi, maka  dianggap tidak ada yang
              punya. Tanah semacam ini dinamakan “tanah onbekend”
              (tanah yang tak dikenal siapa pemiliknya). Nama “tanah
              onbekend” ini menjadi nama resmi dalam catatan Kantor
              Pendaftaran Tanah (kadaster).


            B. Persewaan Tanah Milik Bangsa Indonesia Kepada
               Bangsa Asing
            1. Undang-undang sewa tanah Stbl. 1918 No. 88 (Grondhuur
              Ordonnantie)
                Undang-undang sewa tanah dengan Stbl. 1918 no. 88, atau

            74
   90   91   92   93   94   95   96   97   98   99   100