Page 99 - Masalah Agraria Sebagai Masalah Penghidupan dan Kemakmuran Rakyat Indonesia
P. 99

Mochammad Tauchid

            e. jika akta persewaan itu berisi:
              (1) perjanjian-perjanjian yang menyebutkan akan melan-
                 jutkan persewaan nanti sesudah habisnya waktu
                 penyewaan,
              (2) perjanjian-perjanjian yang mengenai penggarapan
                 tanah selama waktu kontrak atau yang mengenai penye-
                 rahan hasil; hal semacam ini diperkenankan untuk
                 tanaman tembakau,
              (3) perjanjian-perjanjian mengenai persewaan tanah lain
                 daripada yang tersebut dalam akta itu.
            f. Jika persewaan tanah itu dipandang bertentangan dengan
              kepentingan Negara.
                Sebagai dasar untuk menentukan besarnya sewa tanah
            ialah hasil padi. Karena hasil padi termasuk yang sangat rendah
            harganya, maka sewa tanah selalu rendah. Sedangkan kalau
            ditanami sendiri, di samping hasil padi, masih ada lagi hasil
            lainnya yang dapat dipetik sepanjang tahun.
                Batas minimum sewa tanah yang biasa ditentukan dalam
            Undang-undang sewa tanah dalam praktiknya selalu dijadikan
            ketentuan sewa tanah dan tidak pernah lebih dari batas mini-
            mum itu.
                Kelemahan-kelemahan petani ini terjadi karena tidak ada-
            nya organisasi untuk memperjuangkan dan mempertahankan
            diri. Selain itu juga tidak adanya perlindungan dari siapapun,
            terutama pemerintah. Bahkan sebaliknya, pihak aparat
            pemerintahan selalu membantu pihak onderneming dalam
            menghadapi rakyat, alhasil para petani selalu mendapat gen-
            cetan.
            2. Undang-undang sewa tanah di daerah Surakarta dan Yog-
              yakarta (Vorstenlandsch Grondhuur Reglement)

            78
   94   95   96   97   98   99   100   101   102   103   104