Page 102 - Masalah Agraria Sebagai Masalah Penghidupan dan Kemakmuran Rakyat Indonesia
P. 102

Masalah Agraria di Indonesia

                jika tanaman tebu dan sebangsanya ditanam terus-menerus
                dalam satu tempat. Hal ini bukan dimaksudkan memberikan
                tanah yang separonya itu kepada rakyat, melainkan karena
                perusahaan hanya memerlukan tanah yang bisa bergiliran.
                Tanah yang dikerjakan rakyat dijadikan persediaan untuk
                menjalankan sistem bergiliran (glébaganstelsel). Penanaman
                dijalankan bergiliran dalam waktu 3 tahun. Ada juga yang 2
                tahun dan ada juga yang sepanjang umurnya tanaman tebu (1
                ½ tahun). Tetapi ada pula yang memakai tanah yang tetap
                (bengkokstelsel) yaitu yang dipergunakan untuk tanaman
                tahunan (overjarige cultures) seperti terdapat di daerah Boyo-
                lali dan Surakarta yang digunakan untuk onderneming teh.
                    Tanah garapan rakyat dibagi menjadi dua. Untuk tahun
                pertama dikerjakan persil A, musim penanaman selanjutnya
                berpindah ke persil B bekas yang ditanami onderneming. Be-
                kas yang ditanami rakyat kemudian ganti ditanami oleh onder-
                neming. Ada juga yang dijalankan bergiliran dengan membagi
                3 persil, yaitu A, B, dan C. Jadi sekalipun onderneming hanya
                menanami tanah separonya, tetapi praktis semua tanah sudah
                dikuasai sepenuhnya oleh onderneming. Kesempatan yang
                diberikan kepada rakyat hanya sebagai pemberian pinjaman
                untuk diambil bilamana dibutuhkan di lain tahun.
                    Hak onderneming mendapatkan tanah disertai hak mem-
                pergunakan tenaga penduduk dengan tidak bayaran sebagai
                lanjutan peraturan kerja paksa zaman dulu terhadap raja dan
                patihnya. Kewajiban terhadap raja dan Patih masih terus ber-
                lanjut. Onderneming berhak turut menetapkan Lurah dan
                Bekel. Bekel dan lurah seolah-olah menjadi pegawai onder-
                neming. Barang siapa yang tidak baik kerjanya untuk meladeni
                onderneming, bekel dianggap tidak cakap, dan kelalaian ter-

                                                                    81
   97   98   99   100   101   102   103   104   105   106   107