Page 94 - Masalah Agraria Sebagai Masalah Penghidupan dan Kemakmuran Rakyat Indonesia
P. 94
Masalah Agraria di Indonesia
waan tidak boleh lebih dari 5 tahun. Menurut G. B. 1925 no.
434 hak menyewakan itu diberikan kepada Residen Bojo-
negoro untuk tanah semacam itu yang masuk lingkungan
daerah Bojonegoro.
17.Persewaan atas tanah untuk Pekerjaan lembah Solo (Solo
vallei werken) yang tidak dimiliki orang, dan tanah-tanah
antara pinggir sungai dengan tanggul (uiterwaarden)
sepanjang sungai Porong dan Sadar, diatur dengan G. B. 28
April 1907 no. 6. Diubah dengan G. B. 8 Februari 1916 no.
13. Residen diberi kuasa untuk menyewakan tanah itu
kepada penduduk di desa yang berdekatan.
18.Persewaan tanah sepanjang sungai Jepun daerah Madura
diatur dengan G. B. 7 Juni 1921 no. 22, dikuasakan kepada
Residen Madura.
19.Persewaan atas tanah sepanjang kali Bodri diberikan kuasa
kepada Residen Semarang kepada rakyat menurut putusan
Direktur Departemen B. B. 9 Februari 1917 no. 238/A.
20.Persewaan atas tanah-tanah ladang untuk huma di Banten
dikuasakan kepada Residen Banten dengan G. B. 8 Novem-
ber 1909 no. 8, dengan perubahan-perubahan mengikuti-
nya. Diberikan kepada penduduk dalam desa itu dengan
uang sewa yang biasanya ditetapkan oleh Direktur Depar-
temen Keuangan (Directur van Financiën).
21.Persewaan tanah untuk penanaman kayu bakar guna kepen-
tingan perusahaan tembakau rakyat di daerah Wonosobo
diatur dengan G. B. 13 Agustus 1923 no. 23. Dikuasakan
kepada Residen Kedu untuk memberikan tanah negeri kepa-
da penduduk pengusaha kebun tembakau untuk keperluan
kayu bakar di daerah itu, karena hutan yang ada tidak men-
cukupi menyediakan keperluan kayu bakar untuk perusa-
73