Page 156 - Hak Atas Tanah bagi Orang Asing
P. 156

Hak Atas Tanah Bagi Orang Asing  133


              hak  yang sangat  kuat  (turun  temurun)  sebagaimana  ditentukan
              dalam  UUPA dapat dibatasi,   sesuai  dengan ketentuan Pasal 28J
                                         12
              ayat (2) UUDNRI  1945.  Pasal  tersebut mengatur, bahwa  dalam
              menjalankan  hak dan  kebebasannya,  setiap orang wajib  tunduk
              kepada  pembatasan  yang ditetapkan dengan  undang-undang
              dengan  maksud semata-mata  untuk  menjamin  pengakuan serta
              penghormatan atas  hak dan  kebebasan orang  lain dan  untuk
              memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan pertimbangan moral,
              nilai-nilai  agama,  keamanan, dan  ketertiban  umum dalam  suatu

              masyarakat demokratis.
                  Pembatasan terhadap  kebebasan  pemindahan  hak  atas tanah
              di antaranya diatur dalam  Pasal  4  UU No. 56 Prp. 1960,  bahwa
                                                                    13
              pemindahan hak milik atas tanah harus mendapatkan izin  yang
                                                                     14
              berwenang. Pembatasan ini justru merupakan bentuk  peng-

              hormatan atas hak milik, lebih-lebih terkait dengan segi keamanan
              dalam suatu masyarakat yang demokratis.


              12   Lihat, hal menimbang (3.15.24) dalam Putusan MK No. 11/PUU-V/2007
                  tentang Pengujian UU No. 56 Prp Tahun 1960 tentang Penetapan Luas
                  Tanah Pertanian, putusan tanggal 20 September 2007.
              13   Lihat hal menimbang (3.15.9) dalam  Putusan MK No. 11/PUU-V/2007. Pasal
                  4: Orang atau orang-orang sekeluarga yang memiliki tanah pertanian yang
                  jumlah luasnya melebihi luas maksimum dilarang untuk memindahkan
                  hak-miliknya atas seluruh atau sebagian tanah tersebut, kecuali dengan
                  izin Kepala  Agraria Daerah Kabupaten/Kota  yang bersangkutan. Izin
                  tersebut  hanya dapat diberikan  jika  tanah  yang  haknya dipindahkan
                  itu  tidak melebihi luas maksimum  dan  dengan memperhatikan  pula
                  ketentuan Pasal 9 Ayat (1) dan Ayat (2) (cetak miring penulis). Berdasarkan
                  isi pasal 4 tersebut, berarti UU No. 56 Prp. 1960 menganut makna izin
                  dalam arti luas, bahwa izin adalah perkenan dari suatu larangan. Dalam
                  Pasal ini yang harus minta izin adalah penjual bukan calon pembeli seperti
                  yang diatur dalam PMA  14/1961. Putusan MK menyatakan bahwa larangan
                  memindahkan hak milik atas tanah tanpa izin tidak bertentangan dengan
                  konstitusi.
              14  (harusnya izin tidak sekedar untuk mengetahui tanah mana atau berapa
                  luas tanah yang boleh dijual, dan kepada siapa tanah akan dijual, tetapi
                  juga harus diperhatikan serta dipertimbangkan jangan sampai tanah jatuh
                  pada orang asing).
   151   152   153   154   155   156   157   158   159   160   161