Page 177 - Hak Atas Tanah bagi Orang Asing
P. 177

154   FX. Sumarja


            jual beli. Kondisi seperti ini, oleh Instruksi Mendagri No. 14 Tahun
            1982 diperkenankan  menggunakan  kuasa penuh yang tidak dapat
            ditarik  kembali, untuk pemindahan  hak  atas  tanah,  seperti  yang
            tertuang pada Pasal 3 Akta Jual beli menurut PMA No. 11 Tahun 1961
            tentang  Bentuk Akta. Pasal 3 tersebut sejalan dengan isi ketentuan
            Surat Direktur Jenderal Agraria No. 594/1492/AGR tanggal 31 Maret
            1982 jo. Instruksi Mendagri No. 14 Tahun 1982.

                Selain itu, kuasa mutlak dapat dipergunakan sepanjang tidak
            terkait  dengan  permindahan hak  atas  tanah, kecuali:  Pertama,
            penggunaan  kuasa  penuh  sebagai dicantumkan dalam  Perjanjian
            Ikatan Jual Beli yang aktanya dibuat oleh seorang Notaris; Kedua,
            penggunaan kuasa dalam jual beli yang aktanya dibuat di hadapan
            PPAT; Ketiga, kuasa dalam Pembebanan Hak Tanggungan.

                Pengecualian pertama, penggunaan  kuasa penuh  sebagai
            dicantumkan dalam Perjanjian Ikatan Jual Beli yang aktanya dibuat oleh
            seorang Notaris, seringkali dilakukan dengan alasan demi kelancaran
            lalu lintas  perekonomian khususnya kebutuhan  akan  tanah  untuk
            memperlancar  pembangunan.  Selain alasan demi  perekonomian,
            para pihak maupun notaris mendalilkan pada kebebasan berkontrak,
            dan  perjanjian  pendahuluan jual beli (yang mengandung kuasa

            mutlak) yang dibuat adalah untuk melindungi calon pembeli, apalagi
            larangan  penggunaan kuasa mutlak  sebagai  pemindahan hak  atas
            tanah  yang  dimaksud  oleh Instruksi Mendagri No. 14  Tahun 1982
            adalah perjanjian pemberian kuasa yang tidak mengikuti perjanjian
            pokoknya.  Artinya kalau kuasa mutlak itu  diberikan karena  sifat
            perjanjian pokoknya menghendakinya maka tidak termasuk larangan
            yang dimaksud. Selain itu semua, mengingat juga adanya beberapa

            hambatan untuk dapat dibuatkannya akta jual beli di hadapan PPAT,
            yang akan merugikan calon pembeli apabila tidak ada jalan keluarnya.
                Pengecualian kedua,  penggunaan kuasa  dalam jual beli  yang
            aktanya dibuat di hadapan PPAT, telah dengan tegas diatur dalam
   172   173   174   175   176   177   178   179   180   181   182