Page 178 - Hak Atas Tanah bagi Orang Asing
P. 178

Hak Atas Tanah Bagi Orang Asing  155


              Pasal 3 Blangko Akta Jual beli menurut PMA No 11 Tahun 1961. Pasal
              3 tersebut menegaskan bahwa jika pembeli tidak mendapat izin dari
              instansi  pemberi izin yang berwenang  untuk membeli  tanah hak
              tersebut, sehingga jual beli ini menjadi batal, maka ia dengan ini
              oleh penjual diberi kuasa penuh, yang tidak dapat ditarik kembali,
              dengan hak memindahkan kekuasaannya itu, untuk mengalihkan
              hak  atas  tanah  itu kepada  pihak lain  atas  nama  penjual,  dengan
              dibebaskan dari pertanggungan-jawab sebagai kuasa, dan jika ada,
              menerima uang ganti kerugiannya, yang menjadi hak sepenuhnya

              dari pembeli. Adapun uang pembelian yang sudah diberikan kepada
              penjual tersebut di atas tidak akan dituntut kembali oleh pembeli.
                  Kuasa penuh untuk memindahkan atau mengalihkan hak atas
              tanah itu kepada pihak lain yang memenuhi syarat atas nama penjual,
              harus dilakukan dalam tenggang waktu satu tahun sejak ditolaknya

              permohonan izin pemindahan hak. Artinya kuasa penuh di sini ada
              batas waktunya, meskipun tidak dapat ditarik kembali. Pelanggaran
              terhadap  tenggang  waktu  tidak menyebabkan kuasa  penuh batal.
              Pelanggaran  terhadap  tenggang waktu  hanya dikenakan  sanksi
              denda.  Apabila dalam  tenggang waktu  itu  tidak dilaksanakan, dan
              baru  dilaksanakan setelahnya,  maka setiap  tahun  keterlambatan
              dikenakan  sanksi berupa  denda  sebesar ½%  dari nilai  transaksi
              tanah  yang  bersangkutan,  dengan  sebanyak-banyaknya 5%.  Ini
              barangkali juga untuk menghindari adanya spekulasi tanah, demikian

              ditentukan dalam Pasal 4 Permendagri No. SK. 59/DDA/1970 tentang
              Penyerderhanaan Peraturan Perizinan Hak Atas Tanah.
                  Pengecualian ketiga, kuasa dalam Pembebanan Hak Tanggungan,
              telah tegas diatur dalam Pasal 15 ayat (2) UUHT, yang dikenal dengan

              Surat Kuasa Memasang Hak Tangggungan (SKMHT). Pasal tersebut
              menegaskan bahwa kuasa untuk membebankan Hak Tanggungan
              tidak dapat ditarik  kembali atau  tidak dapat  berakhir oleh  sebab
              apa pun juga kecuali karena kuasa tersebut telah dilaksanakan atau
   173   174   175   176   177   178   179   180   181   182   183