Page 183 - Hak Atas Tanah bagi Orang Asing
P. 183
160 FX. Sumarja
digunakannya Perjanjian Pendahuluan Jual Beli (PPJB). PPJB
34
adalah sebagai dasar menjual tanah atau tanah berikut bangunan
rumahnya, sebelum nantinya dilakukan jual beli yang sesungguhnya
dengan Akta Jual Beli. Terdapat dua peraturan perundang-
35
undangan sektoral yang mendorong komoditisasi tanah melalui
PPBJ, yaitu UU No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan
Pemukiman (UU Perumahan) dan UU No. 20 Tahun 2011 tentang
Rumah Susun (UU Rumah Susun).
Pasal 42 ayat (1) UU Perumahan mengatur bahwa rumah
tunggal, rumah deret,dan/atau rumah susun yang masih dalam
tahap proses pembangunan dapat dipasarkan melalui sistem
perjanjian pendahuluan jual beli sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan. Pasal 42 ayat (3) mengatur bahwa ketentuan
lebih lanjut mengenai sistem perjanjian pendahuluan jual beli diatur
dengan Peraturan Menteri.
Menurut ketentuan Pasal 42 ayat (1) UU Perumahan, khusus
untuk rumah susun sistem perjanjian pendahuluannya tunduk pada
UU Rumah Susun. UU Rumah Susun memberikan ruang bagi pelaku
pembangunan rumah susun untuk melakukan pemasaran sebelum
pembangunan rumah susun selesai dibangun. Pemasaran yang
dilakukan sebelum pembangunan rumah susun, segala sesuatu yang
dijanjikan oleh pelaku pembangunan dan/ atau agen pemasaran
34 Untuk istilah tidak seragam, Kepmenpera 94 menggunakan istilah
Perikatan Jual Beli sarusun, Kepmenpera 95 menggunakan istilah
Pengikatan Jual Beli rumah, UU Perumahan menggunakan istilah
Perjanjian Pendahuluan Jual Beli, dan UU Rumah Susun menggunakan
istilah Perjanjian Perikatan Jual Beli, Instruksi Mendagri No. 14 Tahun
1982 menggunakan istilah Perjanjian Ikatan Jual Beli, dalam buku ini
digunakan istilah Perjanjian Pendahuluan Jual Beli (PPJB).
35 Pengertian Perjanjian Pendahuluan Jual Beli menurut Penjelasan Pasal
42 ayat (1) UU Perumahan adalah kesepakatan melakukan jual beli
rumah yang masih dalam proses pembangunan antara calon pembeli
rumah dengan penyedia rumah yang diketahui oleh pejabat yang
berwenang.