Page 188 - Hak Atas Tanah bagi Orang Asing
P. 188

Hak Atas Tanah Bagi Orang Asing  165


              besar dengan  merugikan  pembeli,  sementara  pemegang  hak atas
              tanah yang sebenarnya dirugikan atau dikurangi harga sebenarnya
              yang dapat diperoleh.
                  Berdasarkan adanya  praktik di  lapangan,  dan  kritik  terhadap
              penjualan pra-proyek rumah  serta  guna  memberikan  landasan
              hukumnya bagi pengembang perumahan, maka Menteri Perumahan
              mengeluarkan Keputusan Menteri Negara Perumahan Rakyat atau

              Kepmenpera  No. 11/KPTS/1994    tentang Pedoman Perikatan Jual
              Beli Satuan Rumah Susun  dan Kepmenpera No.  9/Kpts/M/1995
              tentang Pedoman Pengikatan  Jual Beli Rumah.  Kedua  peraturan
              ini, dimaksudkan untuk mengatur penjualan  rumah,  namun  secara
              teknis-yuridis  penjualan  rumah tidak mungkin berdiri sendiri.

                  Jual  beli  rumah tidak terlepas  dari  penjualan   tanah   tempat
              berdirinya bangunan  rumahnya.  Seseorang  yang menjual  rumah
              mesti sekaligus  menjual    tanahnya sehingga peraturan perundang-
              undangan sektoral yang mengatur jual beli  rumah berimplikasi  juga
              pada pengaturan jual beli  tanah tempat berdirinya  bangunan  rumah.

                  Pada  saat  sekarang  ini, mengingat belum  adanya  peraturan
              menteri yang dimaksudkan oleh Pasal 42 ayat (3) UU Perumahan,
              maka  dua keputusan menteri,  yaitu Keputusan Menteri  Negara
              Perumahan Rakyat  atau Kepmenpera No. 11/ KPTS/1994  tentang
              Pedoman Perikatan Jual Beli Satuan Rumah Susun dan Kepmenpera
              No .9/Kpts/M/1995  tentang Pedoman Pengikatan  Jual Beli Rumah,
              dapat dijadikan pedoman.

                  PPJB,  sebelum ada  pengaturan dalam  UUPP dan  UURS serta
              Kepmenpera  No. 11/ KPTS/1994 dan Kepmenpera No .9/ Kpts/M/1995,
              sudah ada pengaturannya di dalam Instruksi Mendagri No. 14 Tahun
              1982 yang mengatur pembatasan penggunaan kuasa mutlak. Kuasa
              mutlak diperbolehkan terhadap:

              a.  Penggunaan kuasa penuh yang dimaksud dalam pasal 3 blanko
                  Akta Jual Beli  yang bentuk  aktanya  ditetapkan  oleh Menteri
   183   184   185   186   187   188   189   190   191   192   193