Page 189 - Hak Atas Tanah bagi Orang Asing
P. 189

166   FX. Sumarja


                Agraria Nomor 11 tahun 1961.
            b.  Penggunaan  kuasa  penuh  sebagai  yang dicantumkan dalam
                Perjanjian  Ikatan  Jual  Beli  yang  aktanya dibuat oleh  seorang
                Notaris.
            c.  Penggunaan Kuasa Memasang Hipotek  yang aktanya dibuat
                oleh seorang Notaris dan penggunaan kuasa-kuasa lainnya yang
                bukan dimaksud sebagai pemindahan hak atas tanah.


                Tidak ada penjelasan lebih lanjut mengenai penggunaan kuasa

            penuh  sebagai  yang  dicantumkan  dalam Perjanjian Ikatan Jual
            Beli  yang aktanya dibuat oleh  seorang  Notaris.  Meskipun  tidak
            ada penjelasannya,  tentu penggunaan  kuasa penuh  sebagai  yang
            dicantumkan  dalam Perjanjian Ikatan Jual Beli harus mengikuti
            atau  didasarkan pada perjanjian pokoknya. Artinya  PPJB yang
            diikuti dengan kuasa mutlak, sejak awal ditujukan untuk membantu
            memecahkan persoalan hukum dalam pemindahan hak atas tanah.

            Dasar hukum PPJB, telah ada sejak tahun 1982 berdasarkan Instruksi
            Mendagri No. 14 tahun 1982.
                Jika diperhatikan uraian di atas, tampaknya regulasi pemerintah
            di bidang pertanahan sungguh-sungguh telah menempatkan tanah
            sebagai barang komoditas, meskipun sudah diperingatkan berkali-
            kali oleh Gunawan Wiradi.  Tanah jangan jadikan barang komoditas,
                                   40


            40  Wawancara  tanggal 4  April 2013,  di  Bogor Pukul 10.00  wib, lihat
                juga  dalam makalahnya  yang berjudul  “  Jangan  Perlakukan Tanah
                Sebagai  Komoditi”,  tanpa  tahun. Dalam makalahnya Gunawan
                Wiradi menjelaskan bahwa justru orang asing (Mac Andrews) dalam
                memandang  tanah  dihadapkan  dengan UUDNRI1945,  Sila ke Lima
                Pancasila, dan UUPA lebih paham dari pada orang Indonesia. Andrews
                mengatakan bahwa “Land in this context is seen as the provider of food
                and clothing. This view, it should be noted, is in direct contrast to the
                western concept of land as an economic or commercial commodity to
                be bought  and  sold  in  a  market  economy with financial return as
                the  main consideration”. Tanah dalam konteks ini dipandang sebagai
                penyedia makanan  dan  pakaian.  Pandangan ini bertolak belakang
                dengan  konsep  barat,  tanah  sebagai  komoditas  ekonomi  atau
   184   185   186   187   188   189   190   191   192   193   194