Page 222 - Hak Atas Tanah bagi Orang Asing
P. 222

Hak Atas Tanah Bagi Orang Asing  199


              diserahkan  kepada WNI, sementara  ia  tidak siap.  Pengertian siap
              dalam  artian mampu  untuk meng-operasionalkan,  baik  dari  segi
              pembiayaan (yaitu harus membayar  pajak  penghasilan  sesuai
              Keputusan  Menteri Keuangan  No.  248/KMK. 04/1995  tentang
              Perlakuan Pajak Penghasilan Terhadap Pihak-Pihak Yang Melakukan
              Kerjasama Dalam Bentuk Perjanjian Bangun Guna Serah). Termasuk
              Pajak Bumi dan Bangunan yang pasti lebih tinggi dari pajak semula
              dan biaya manajemen.  Biaya  akan lebih besar lagi, kalau kondisi
              bangunan  sudah  tidak layak,  dalam  artian biaya  perawatan lebih

              besar dari produkstivitasnya.
                  Apabila penduduk asli (WNI) tidak siap menerima penyerahan,
              maka dapat dipastikan  tanah dan  bangunan akan dijual atau
              disewakan kepada orang asing. Berdasarkan kondisi ketidaksiapan
              WNI (penduduk asli), maka orang asing tetap dapat memperoleh

              manfaat lebih besar  atas  tanah  yang bukan miliknya. Perolehan
              manfaat  atas  tanah  tersebut memang legal,  tetapi ini jelas  akan
              memperlemah prinsip larangan kepemilikan tanah hak milik oleh
              orang asing, jika pengaturannya lebih memihak pada orang asing.
              Meskipun demikian, sistem bangun guna serah ini masih lebih baik
              dari pada sistem kedok/nominee.

                  Apabila BGS ini diatur dengan baik yaitu saling menguntungkan,
              selain  subjek hak  milik mendapatkan keuntungan  ekonomis  dari
              tanahnya  mengingat  kekurangan dana,  managemen dan atau
              teknologi  untuk memanfaatkan  tanah hak miliknya, BGS juga
              memberikan kesempatan kepada orang lain untuk memanfaatkan
              tanah hak milik yang bukan miliknya secara optimal dan legal.

                  Konsep BGS yang demikian, yaitu memberikan hak pemanfaatan
              atas  tanah hak milik/tanah negara/daerah  untuk mendirikan
              bangunan dan  mengoperasional-kannya dalam  jangka waktu
              tertentu dan menyerahkan bangunan beserta sarana prasarana dan
              tanahnya tersebut tanpa syarat kepada pemegang tanah hak milik,
   217   218   219   220   221   222   223   224   225   226   227