Page 231 - Hak Atas Tanah bagi Orang Asing
P. 231

208   FX. Sumarja


            aturan tersebut diharapkan dapat memberikan perlindungan hak-
            hak atas tanah WNI dari eksploitasi asing dan dapat memberikan
            jaminan kesejahteraan rakyat sesuai dengan tujuan negara hukum
            kesejahteraan yang dicita-citakan.
                Dikaji  dari  sisi  teori  pembentukan hukum, materi  muatan
            dari aturan  pelaksanaan  UUPA  dan  peraturan lain  terkait hak-
            hak penguasaan atas tanah  yang telah diuraikan di atas, sebagian

            besar substansinya menjauh dari semangat politik hukum larangan
            kepemilikan  tanah  hak  milik oleh orang asing.  Hal demikian
            berarti menjauh juga dengan semangat UUPA. Selain substansinya
            menjauah  dari  semangat  UUPA,  terdapat peraturan perundang-
            undangan  yang  tidak  sejalan  dengan konstitusi (UUDNRI 1945).
            Peraturan perundang-undangan yang  tidak  sejalan  dengan
            semangat  UUPA dan  UUDNRI  1945,  dapat dikategorikan  sebagai

            peraturan perundang-undangan yang tidak terjiwai oleh nilai-nilia
            Pancasila sebagaimana dikemukakan oleh A. Hamid  S. Attamimi.
            Kondisi demikian, akan  menjauhkan dari cita-cita  negara  hukum
            kesejahteraan sebagaimana telah ditetapkan dalam konstitusi.


            G. Harta Benda Dalam Perkawinan

                Pada tahun  1974,   lahirlah Undang-Undang No. 1 Tahun 1974
            tentang Perkawinan (UUP). Ketentuan Pasal 35 ayat  (2) dan Pasal 36

            ayat (1) membuka celah bagi orang asing  untuk memiliki tanah hak
            milik dengan cara menikah dengan WNI.  Modus penyelundupan
                                                  68
            hukum dengan cara pernikahan inilah yang sering dilakukan orang
            asing mendapatkan tanah hak milik.
                Pasal 35 ayat (2), mengatur, bahwa harta bawaan dari masing-
            masing suami dan isteri dan harta benda yang diperoleh masing-




            68  Abulkadir Muhammad,  Hukum Perdata Indonesia, Bandung: Citra
                Aditya Bakti, 2010, hlm. 109-110.
   226   227   228   229   230   231   232   233   234   235   236