Page 22 - Tanah Bagi yang Tak Bertanah: Landreform Pada Masa Demokrasi Terpimpin 1960-1965
P. 22

TANAH BAGI YANG TAK BERTANAH

              swasta Hindia-Belanda. Perkembangan usaha perkebun-
              an oleh pengusaha swasta menyebabkan timbulnya kebu-
              tuhan akan jaminan penyediaan tanah yang lebih pasti
              dan sistem sewa yang lebih panjang. Berdasarkan kebu-
              tuhan tersebut, maka pada 1870 pemerintah mengeluar-
              kan undang-undang baru yang mengatur persoalan tanah
                                                           7
              yang lebih dikenal dengan Agrarische Wet 1870. Makna
              dari undang-undang ini bagi rakyat pribumi adalah ke-
              sempatan pemilikan tanah secara individual atau hak
              eigendom terhadap tanah dan penghapusan sistem
                        8
              penggarapan tanah komunal yang berlaku sebelumnya.  9
              Selain itu, sejak tahun 1860 sampai dengan tahun 1915
              pemerintah menghapuskan pula sistem pelayanan kerja
              wajib (corvee labour) dan sebagai gantinya diberlakukan
              sistem pajak kepala sebagai sumber pendapatan peme-
              rintah yang baru. Rangkaian kebijakan tersebut mendo-
                              10
              rong perubahan dalam pola pemilikan tanah dan sistem
              hubungan kerja di Jawa memasuki abad ke-20.



              KOLONIALISME DAN TRANSFORMASI AGRARIA
              DI JAWA


              Persoalan yang patut diajukan sejak kolonialisme Belan-
              da menancapkan kekuasaannya di Jawa sepanjang abad


              7. Vollenhoven. Op.cit., hal. 488 - 498.
              8. Hak eigendom adalah pengakuan hak milik atas tanah secara individual
                 oleh masyarakat pribumi yang diakui dalam undang-undang kolonial.
              9. A. Teluki. Perbandingan Hak Milik Atas Tanah dan Recht Van Eigendom.
                 Bandung: PT. Eresco, 1966, hal. 8 -11.
              10. Willem Wolters; “From Corvee to Contract Labour,” dalam Rober Cribb
                 (ed). The Late Colonial State in Indonesia. Leiden: KITLV Press, 1994, hal.
                 175.

                                        16
   17   18   19   20   21   22   23   24   25   26   27