Page 27 - Tanah Bagi yang Tak Bertanah: Landreform Pada Masa Demokrasi Terpimpin 1960-1965
P. 27

LANDASAN KEMISKINAN DAN KETERBELAKANGAN EKONOMI

               desa terus membutuhkan uang. Untuk mendapatkan
               uang, petani biasanya menyewakan tanah mereka atau
               bekerja di perkebunan. Dan dalam situasi krisis, dam-
               paknya sangat memukul kehidupan kaum tani untuk
               mencukupi kehidupan mereka. 19
                  Selain meminjam kredit, pemenuhan kebutuhan hidup
               didapat petani dengan bekerja di pabrik atau perkebun-
               an. Toh kedua sumber penghasilan ini tidak pernah men-
               cukupi sampai akhirnya mereka pun terjerat utang dan
               secara umum terjadi proses pemiskinan. Ketergantungan
               terhadap peminjaman uang atau kredit terus menjadi ge-
               jala umum menjelang abad ke-20. Tidak jarang petani
               yang menyewakan tanahnya harus memperpanjang sewa
               tanah dengan industri gula sebelum masa sewanya
               berakhir untuk mendapatkan uang.
                  Problem kekurangan pangan dan uang merupakan
               gejala kemiskinan yang dialami petani Jawa saat proses
               komersialisasi di pedesaan menghebat. Perhitungan
               tahun 1930 menunjukkan sekitar 8 juta petani di Jawa
               menggarap lahan yang luasnya bertambah hanya sekitar
               3 persen, sehingga lahan rata-rata terus menyempit men-
               jadi hanya sekitar 0,87 hektar per orangnya. Membu-
                                                         20
               ruknya kondisi umum kehidupan kaum tani di Jawa pada



               19. Studi Elson mengenai periode krisis menunjukkan bagaimana proses
                 tersebut mendorong alienasi pemilikan dan penguasaan tanah di ka-
                 langan petani kecil dan petani miskin dan akumulasi tanah di kalangan
                 petani kaya, lintah darat, dan tuan tanah. Pada masa-nasa sulit, kaum
                 tani mulai menyadari bahwa tanah yang mereka miliki menawarkan
                 suatu jaminan ekonomi melalui sewa, gadai, dan ijon yang bisa meng-
                 hasilkan sejumlah uang untuk menutupi kebutuhan yang terus me-
                 ningkat selama krisis ekonomi. Lihat R.E. Elson. Op.Cit., hal. 175-176.
               20. E. de Vries. Pertanian dan kemiskinan di Jawa, Bhratara: Jakarta, 1982.
                 hal. 110.

                                        21
   22   23   24   25   26   27   28   29   30   31   32