Page 25 - Tanah Bagi yang Tak Bertanah: Landreform Pada Masa Demokrasi Terpimpin 1960-1965
P. 25
LANDASAN KEMISKINAN DAN KETERBELAKANGAN EKONOMI
hadap mayoritas petani di pedesaan Jawa. Faktor-faktor
ekonomi di pedesaan seperti tanah, tenaga kerja, modal,
upah, harga dan sewa patut diperhatikan di samping per-
kembangan perkebunan dan manufaktur sebagai landas-
an utama berkembangnya kapitalisme di Jawa. 14
Perkembangan kapitalisme di Hindia Belanda saat itu
terkait erat dengan perkembangan perkebunan dan eks-
por komoditi tanaman keras di pasaran dunia. Sejak di-
berlakukannya politik liberal pada 1870, pengusaha-
pengusaha perkebunan Belanda dan negara Eropa lain-
nya mendapatkan jumlah keuntungan luar biasa yang
berlandaskan pada colonial super profit. Istilah ini meng-
acu pada kondisi akumulasi modal luar biasa akibat in-
vestasi modal asing mendapatkan tenaga kerja yang be-
kerja dalam jam yang panjang dan upah rendah. Di sam-
ping itu, pihak pemodal tidak perlu menanggung beban
pembangunan infrastruktur seperti fasilitas transportasi
dan komunikasi yang dibiayai oleh pungutan pajak ter-
hadap penduduk jajahan oleh pemerintah kolonial. 15
Berbeda dengan analisa Geertz atau Boeke, beberapa
studi mutakhir membuktikan bahwa perkembangan
kapitalisme di Hindia Belanda memberikan pengaruh
yang sangat besar terhadap kehidupan mayoritas kaum
tani di wilayah pedesaan Jawa. Pandangan ini semakin
16
diperkuat apabila kita cermati proses komersialisasi da-
14. Kuntowijoyo menunjukkan faktor-faktor yang perlu diperhatikan seba-
gai metode untuk memahami rangkaian perubahan di pedesaan. Lihat
Kuntowijoyo. Metodologi Sejarah. PT. Tiara Wacana: Yogyakarta, 1994,
hal. 87.
15. Ernest Mandel. Op.Cit., hal. 345.
16. Pandangan ini dikemukakan dalam berbagai studi para sarjana seperti
Frans Husken. Een Dorp op Java Sociale Differentiatie in een
Boerengemeenschap, 1850-1980, Netherlands: Acasea, 1988.; G.R.
19

