Page 24 - Tanah Bagi yang Tak Bertanah: Landreform Pada Masa Demokrasi Terpimpin 1960-1965
P. 24
TANAH BAGI YANG TAK BERTANAH
Uraian Geertz di atas menegaskan bahwa di bawah
perkembangan sistem kapitalisme selama periode kolo-
nial, usaha pertanian pribumi tidak mengalami suatu per-
ubahan berarti. Ia tetap bertahan dalam mekanisme per-
tanian tradisional, dan seiring dengan pertumbuhan pen-
duduk, aktivitas pertanian tetap menjadi tumpuan bagi
mayoritas kaum tani di pedesaan. Akibatnya adalah sema-
kin meningkatnya jumlah tenaga kerja yang terlibat dalam
aktivitas pertanian, sementara pada saat yang sama ting-
kat produksi mengalami stagnasi. Geertz memformulasi-
kan proses seperti itu sebagai suatu proses pemiskinan
bersama (shared poverty) dan involusi dalam aktivitas
12
pertanian. Gambaran yang hampir sama tentang per-
soalan tersebut dilontarkan oleh Boeke yang menyatakan
tidak adanya singgungan antara perkembangan ekonomi
kapitalis melalui perkebunan besar dan kegiatan ekonomi
non-kapitalis pedesaan di lain pihak. Perkembangan ka-
pitalisme melalui sektor ekonomi modern tidak memiliki
keterkaitan langsung dengan aktivitas pertanian tradisio-
nal yang padat tenaga kerja. Konsep dualisme yang dita-
warkannya menunjukkan keduanya berjalan sendiri-
sendiri tanpa hubungan saling menentukan. 13
Namun demikian, pandangan di atas menurut saya
masih memiliki kelemahan dalam melihat perkembangan
aktivitas perekonomian pribumi di bidang pertanian se-
iring dengan perkembangan kapitalisme di Hindia Belan-
da. Sebagai suatu pengantar, saya hendak memberikan
beberapa cacatan tentang proses penetrasi kapitalisme
dan efek-efeknya yang diwakili oleh perkebunan besar ter-
12. Ibid., hal. 130.
13. Lihat J.H. Boeke, Economic Policy of Dual Societies. Institute of Pasific
Relations: New York, 1953.
18

