Page 23 - Tanah Bagi yang Tak Bertanah: Landreform Pada Masa Demokrasi Terpimpin 1960-1965
P. 23

LANDASAN KEMISKINAN DAN KETERBELAKANGAN EKONOMI

               TABEL 1. PERUBAHAN POLA PEMILIKAN TANAH DI JAWA DAN
                     MADURA 1882-1932 (DALAM RIBUAN HEKTAR)

               Jenis Penguasaan Tanah   1882            1907  1932
                                     Luas  %   Luas   %   Luas  %
               Tanah milik individual  1.760  48  3.150  64  5.459  83
               Tanah Komunal:
               - Tetap               810   22 1.000   20  597   9
               - Bergilir            780   21   545  11   297   4
               Tanah Desa            340   9    205   5   242   4
               Sumber: William Wolters, “From Corvee to Contract Labour”, dalam
                   Robert Cribb. The Late Colonial State. KITLV: Leiden. 1994. Hal. 176.

               ke-19 sampai dengan awal abad ke-20 adalah sejauh
               manakah perubahan yang terjadi ketika produksi tanam-
               an ekspor menjadi dasar aktivitas perekonomian modern
               di Jawa, khususnya terhadap mayoritas kaum tani di pe-
               desaan? Clifford Geertz dalam kajiannya mengenai invo-
               lusi pertanian pernah mengemukakan:


                    Berbeda dengan Puerto Rico, misalnya, industri
                    gula itu tidak memaksa kaum tani yang baru me-
                    lembaga untuk digiring masuk ke perkebunan
                    enklave, dan menurunkan derajat mereka menjadi
                    angkatan kerja yang tidak memiliki tanah, sepe-
                    nuhnya menjadi kaum proletar. Buruh tebu di Jawa
                    adalah tetap petani yang sekaligus menjadi kuli,
                    tetap petani rumah tangga yang berorientasi ko-
                    munitas dan sekaligus juga buruh upahan. Kakinya
                    yang sebelah tertancap di lumpur sawah, yang
                    sebelah lagi menginjak lantai pabrik. 11




               11. Clifford Geertz. Involusi Pertanian. Bharata: Jakarta. 1983. Hal. 94.

                                        17
   18   19   20   21   22   23   24   25   26   27   28