Page 26 - Tanah Bagi yang Tak Bertanah: Landreform Pada Masa Demokrasi Terpimpin 1960-1965
P. 26
TANAH BAGI YANG TAK BERTANAH
lam aktivitas kehidupan sosial. Selain itu, transformasi
sosial selama kolonialisme menunjukkan pula peralihan
kehidupan kaum tani sejajar dengan perkembangan ka-
pitalisme. Hal ini sesuai dengan argumentasi James Scott
tentang kondisi subsistensi kaum tani yang mengalami
perubahan drastis.
Sebagai suatu gambaran lebih mendetail tentang pro-
ses perubahan yang ditimbulkan dalam komersialisasi
pertanian di Jawa selama periode kolonial, beberapa fak-
tor penting dalam analisis Scott cukup berguna bagi kita
untuk melihat sejauh mana dampak tersebut dialami oleh
mayoritas kaum tani di pedesaan. Scott menganalisa pola
perubahan itu dengan memperhatikan faktor-faktor se-
perti erosi hubungan patron-klien antara petani pengga-
rap dan pemilik tanah, semakin tertutupnya sumber daya
di lingkungan desa yang tersedia, menciutnya pendapatan
tambahan dalam aktivitas ekonomi tradisional petani dan
lainnya. Intinya, ketidakstabilan relatif dari tingkat kese-
17
jahteraan kelompok penggarap bagi hasil, petani pemilik
kecil, dan buruh tani di desa, sejajar dengan semakin me-
luasnya pengaruh kapitalisme selama periode kolonial. 18
Uang telah menjadi bagian penting dari aktivitas eko-
nomi sebagai pembayaran pajak, sewa tanah, upah, trans-
portasi hasil bumi, membeli beras, minyak goreng, sabun,
pakaian dan komoditi lainnya yang membuat penduduk
Knight, “Capitalism and Commodity Production in Java” dalam H. Alavi
et.al., eds., Capitalism and Colonial Mode of Production. London: Croom
Helm, 1982, Hal. 119-158; R.E. Elson, Javanese Peasants and the
Colonial Sugar Industry. Impact and Change in an East Java Residency,
1830-1940. Singapore: Oxford University Press, 1984.
17. Untuk jelasnya, lihat James C. Scott. Moral Ekonomi Petani, Pergolakan
dan Subsistensi di Asia Tenggara. Jakarta: LP3ES, 1989, hal. 87.
18. Ibid., hal. 86-87.
20

