Page 83 - Tanah Bagi yang Tak Bertanah: Landreform Pada Masa Demokrasi Terpimpin 1960-1965
P. 83

GEJOLAK PEDESAAN DAN RADIKALISASI PETANI

               dan pemilik tanah di hadapan Lurah atau pejabat seting-
               kat kepala desa. Kemudian, pengesahannya ditetapkan
               oleh Camat atau pejabat setingkat kecamatan seperti
               yang diatur dalam pasal 3 undang-undang. Selanjutnya,
                                                      3
               penetapan besarnya imbangan bagi-hasil ditentukan oleh
               Bupati dan Walikota sebagai pejabat pemerintahan yang
               berwenang di wilayah Swatantra II dengan memperhati-
               kan kondisi yang ada di daerahnya masing-masing. Se-
               cara formal, UU No 2/1960 itu memang tidak menyebut-
               kan secara jelas bagaimana besarnya imbangan bagi-hasil
               antara penggarap dan pemilik tanah. Undang-undang
               hanya menentukan pedoman umum berupa ketentuan
               1/1 dalam untuk tanaman padi sawah, dan untuk tanam-
               an palawija di atas tanah kering, besarnya imbangan di-
               tentukan 2/3 bagi penggarap dan 1/3 bagi pemilik. 4
                  Bila dibandingkan dengan proses pembagian tanah,
               pengaturan perjanjian bagi-hasil merupakan kebijakan
               yang paling mungkin dapat dilakukan dengan segera
               mengingat sifat penggarapan yang berlaku umum di
               Jawa. Namun seperti yang terbukti kemudian, pelaksana-
               annya tetap berjalan lambat pada aras pejabat daerah se-
               bagai pihak yang memiliki wewenang langsung dalam
               menentukan perjanjian bagi-hasil.
                  Tidak heran apabila kemudian inisiatif untuk men-
               jalankan undang-undang baru tersebut beralih ke tangan
               organisasi-organisasi tani radikal yang menuntut pelak-
               sanaannya secara konsekuen. Aktivitas radikal BTI serta
               perhatian PKI yang pada saat itu tengah tertuju kepada
               kaum tani dalam mencari dukungan politik menyebab-


               3. Lihat Mr. A.B. Loebis. Op.Cit., hal. 75.
               4. Ibid., hal. 85.

                                        77
   78   79   80   81   82   83   84   85   86   87   88