Page 165 - Prosiding Agraria
P. 165

150     STRATEGI PERCEPATAN IMPLEMENTASI REFORMA AGRARIA:
                    MELANJUTKAN PENYELESAIAN PERSOALAN AGRARIA UNTUK MEWUJUDKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

                 Satu  hal  yang  menurut pandangan penulis  terjadi  perubahan  adalah  cara-cara
            pemberdayaan masyarakat yang selama ini dilakukan di satu tempat oleh pemerintah daerah.
            Jika dulu kegiatan pemberdayaan masyarakat dilakukan oleh organisasi-organisasi perangkat

            daerah yang ada, sekarang lembaga yang melaksanakan tugas-tugas pemberdayaan di satu
            daerah bertambah dengan kehadiran kantor pertanahan. Kegiatan pemberdayaan masyarakat
            yang dilakukan oleh kantor pertanahan dimulai dengan rapat koordinasi untuk menentukan
            lokasi, pendataan kondisi sosial ekonomi, penguatan lembaga, dan pendampingan. Kegiatan
            pendampingan inilah yang diserahkan kepada unit yang biasanya melakukan pemberdayaan

            (mis:  dinas pertanian untuk pendampingan usaha-usaha  tani).  Setiap  kegiatan  ini  selalu
            dikomunikasikan  melalui  rapat ekspose di akhir  tahun atau awal  tahun.  Perubahan yang
            terjadi adalah tidak dilakukannya pendataan atau penguatan lembaga oleh dinas pertanian.

            Jadi,  dalam  konteks  layanan  integratif  GTRA,  upaya  perubahan  didorong  oleh  inisiator
            layanan. ATR/BPN melalui kantor-kantor pertanahan melakukan upaya perubahan prosedur
            atau tata laksana layanan pemberdayaan masyarakat.


            E.  Dimensi-Dimensi Layanan Integratif GTRA

            Dimensi Mitra (partner)
                 Dalam  pembicaraan  tentang  “partner”,  kerangka kerja multidimensi  menunjuk  pada

            berbagai  pihak  yang  terlibat  dalam inisiatif integrasi. Hubungan mereka ini kompleks
            karena melibatkan banyak mitra, beroperasi di berbagai dimensi dan tingkat intensitas yang
            berbeda,  serta mencakup beragam komponen,  struktur,  dan  desain. Partner-partner ini
            bekerja sama untuk mencapai tujuan integrasi layanan, yang dapat mencakup peningkatan
            akses ke layanan, koordinasi yang lebih baik antar layanan, dan hasil yang lebih efektif bagi

            penerima layanan. Dalam konteks GTRA, instansi-instansi yang biasa melakukan layanan
            pemberdayaan bersama dengan kantor pertanahan bekerja sama untuk memberikan layanan
            pemberdayaan.

                 Kecuali kantor pertanahan, seluruh struktur fungsi yang ada pada masing-masing mitra
            tidak  diubah.  Dalam konteks  GTRA  kantor  pertanahan memiliki  fungsi  semacam “event

            organizer” dalam kegiatan pemberdayaan. Kantor pertanahan melakukan sinkronisasi fungsi-
            fungsi instansi yang diperlukan agar kegiatan pemeberdayaan di satu tempat dapat berlangsung
            dengan baik. Sebagai  contoh:  di  Sragen, ketika  sudah  diputuskan (dikomunikasikan)

            bahwa pada tahun 2023 di Desa Bagor dijadikan lokasi pemberdayaan berbentuk: pelatihan
            peningkatan  produktivitas jagung, UMKM, Jahit/sablon/packaging,  pemasaran,  fasilitasi
            perijinan tanah kas, permodalan, dan pendataan warga tidak tamat sekolah. Untuk keperluan
            tersebut, Kantor Pertanahan Kabupaten Sragen menguhubungi dan mengajak Dinas Pertanian
            dan Perikanan untuk melakukan penyuluhan di desa tersebut. Kemudian, untuk keperluan

            jahit/sablon/packaging,  kantor  pertanahan  berencana  mengubungi  dinas  perindustrian
            dan perdagangan. Jadi, dalam konteks GTRA ini, inisiator kegiatan mengubah/menambah
            fungsinya agar tujuan terlaksana.
   160   161   162   163   164   165   166   167   168   169   170