Page 54 - Pengakuan dan Perlindungan Hak Atas Tanah Masyarakat Hukum Adat di Kawasan Hutan
P. 54

hutan adatnya, masyarakat adat terhadang ketentuan pasal 50, seperti
             tersebut di atas.
                   Meskipun, di dalam pasal 67 ayat (1) UU Kehutanan, negara
             memberikan hak kepada masyarakat hukum adat sepanjang menurut
             kenyataannya masih ada dan diakui keberadaannya berupa:

             a.    melakukan pemungutan hasil hutan untuk pemenuhan kebutuhan
                   hidup sehari-hari masyarakat adat yang bersangkutan;
             b.    melakukan kegiatan pengelolaan hutan berdasarkan hukum adat
                   yang berlaku dan tidak bertentangan dengan undang-undang; dan
             c.    mendapatkan pemberdayaan dalam rangka meningkatkan
                   kesejahteraannya.

                   Namun di dalam ayat (2) pada pasal yang sama diatur bahwa
             pengukuhan keberadaan dan hapusnya masyarakat hukum adat
             sebagaimana dimaksud (1) ditetapkan dengan Peraturan Daerah. Adanya
             syarat masyarakat adat dapat dikukuhkan keberadaannya dalam Perda
             inilah yang melemahkan masyarakat adat, karena hanya sedikit Perda yang
             sudah dibuat untuk melaksanakan ketentuan pasal ini.
                   Apabila masyarakat adat belum dikukuhkan keberadaannya,
             maka berimplikasi pula pada belum dikukuhkannya wilayah adatnya,
             yang tentu saja dapat mengancam hak penguasaan masyarakat adat atas
             wilayah adatnya jika pemerintah daerah tidak memiliki iktikad baik untuk
             memberikan perlindungan.
                   Peraturan UU Kehutanan yang memberikan kewenangan kepada
             pemerintah untuk menjadikan suatu wilayah hanya dengan melalui
             penunjukan merupakan bentuk tindakan yang otoriter. Terlebih
             lagi masyarakat adat sebagai pemilik dari hutan adat dapat diakui
             keberadaannya secara formal jika sudah diatur di dalam peraturan daerah.
             Hal ini memungkinkan negara memberikan hak-hak di atas tanah hak
             ulayat kepada subyek hukum tertentu tanpa memperoleh persetujuan
             masyarakat hukum adat dan tanpa memiliki kewajiban hukum untuk
             membayar kompensasi kepada masyarakat hukum adat yang mempunyai
             hak ulayat atas tanah tersebut.
                   Dari penjabaran di atas, maka dapat disimpulkan bahwa adanya UU
             Kehutanan belum dapat memberikan posisi yang kuat bagi masyarakat
             adat dalam pemenuhan hak penguasaan atas hutan adat. Sehingga,



                                                  Hasil Penelitian dan Pembahasan  47
   49   50   51   52   53   54   55   56   57   58   59