Page 57 - Pengakuan dan Perlindungan Hak Atas Tanah Masyarakat Hukum Adat di Kawasan Hutan
P. 57

Nomor Perkara     Sebelum Putusan MK       Sesudah Putusan MK
                                      pada ayat (1) dan ayat (2);  Pemerintah menetapkan
                                    dan hutan adat ditetapkan   status hutan sebagaimana
                                  sepanjang menur ut       dimaksud pada ayat (1);
                                  kenyataannya masyarakat   dan hutan adat ditetapkan
                                  hukum adat yang bersangkutan   sepanjang menur ut
                                  masih ada dan diakui     kenyataannya masyarakat
                                  keberadaannya.           hukum adat yang
                                                           bersangkutan masih ada dan
                                                           diakui keberadaannya.


                   Putusan MK 45 merupakan sebuah koreksi terhadap “tindakan
             otoriter” yang dilakukan oleh pemerintah dalam pengelolaan hutan, yang
             dikarenakan pemerintah mendapatkan kewenangan dari undang-undang
             untuk menjadikan suatu wilayah menjadi kawasan hutan hanya dengan
             cara penunjukan. Kewenangan ini tentu berpotensi menafikkan hak-hak
             masyarakat yang ada pada wilayah tersebut, karena tidak ada proses yang
             dilaksanakan, sehingga tindakan tersebut hanyalah tindakan serta-merta
             yang dilakukan secara sepihak. Dalam Putusan MK45 disebutkan pada
             bagian pertimbangan Mahkamah sebagai berikut:

                   “Bahwa dalam suatu negara hukum, pejabat administrasi negara tidak
                   boleh berbuat sekehendak hatinya, akan tetapi harus bertindak sesuai
                   dengan hukumdan peraturan perundang-undangan, serta tindakan
                   berdasarkan freies Ermessen (discretionary powers). Penunjukan belaka
                   atas suatu kawasan untuk dijadikan kawasan hutan tanpa melalui proses
                   atau tahap-tahap yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan di
                   kawasan hutan sesuai dengan hukum dan peraturan perundang-undangan,
                   merupakan pelaksanaan  pemerintahan otoriter. Penunjukan kawasan
                   hutan merupakan sesuatu yang dapat diprediksi, tidak tiba-tiba, bahkan
                   harus direncanakan, dan karenanya tidak memerlukan tindakan freies
                   Ermessen (discretionary powers). Tidak seharusnya suatu kawasan hutan
                   yang akan dipertahankan keberadaannya sebagai hutan tetap, menguasai
                   hajat hidup orang banyak, hanya dilakukan melalui penunjukan.”

                   Pertimbangan Mahkamah yang tersebut di atas menyatakan bahwa
             tindakan yang menjadikan penunjukan sebagai dasar untuk menegaskan
             kawasan hutan definitif merupakan perbuatan otoriter yang tidak
             dapat dipertahankan lagi, karena hutan merupakan sumber daya yang




            50      Pengakuan dan Perlindungan Hak Atas Tanah Masyarakat Hukum Adat di Kawasan Hutan
   52   53   54   55   56   57   58   59   60   61   62