Page 139 - Kondisi dan Perubahan Agraria di Ngandagan
P. 139
Ahmad Nashih Luthfi dkk.
Mbah Marko. Pada suatu hari Mbah Marko, seorang kakek
berusia hampir 80 tahun memiliki pohon kelapa yang
ditanam di depan rumahnya. Ia berencana pergi ke
Jakarta untuk mengunjungi anaknya. Entah ia mena-
warkan atau calon pembeli yang mendengar rencana itu,
maka datanglah seseorang menawar pohon kelapa terse-
but. Ia tertarik dengan pohon kelapa Mbah Marko Si pem-
beli menawar pohon tersebut dengan harga Rp. 100.000,-
dengan persyaratan tidak untuk ditebang, namun ingin
membiarkan pohon tersebut diambil air niranya (dideres)
selama beberapa lama. Mbah Marko menerima
persyaratan tersebut lalu mengantongi uang sebesar 100
ribu. Akan tetapi Mbah Marko kemudian berubah pikiran
dan tanpa sepengetahuan pembeli pertama, ia menawar-
kan kepada orang lain untuk membeli dan menebangnya.
Pembeli baru memberinya uang 50 ribu. Meski agak berat,
Mbah Marko menerimanya. Maka ditebanglah pohon itu.
Makna dari peristiwa jual beli ini adalah si pembeli
pertama tadi telah terbiasa melakukan praktek-praktek
membiarkan pohon kelapa berdiri tegak hanya untuk
dideras beberapa tahun. Di beberapa rumah tangga
petani Ngandagan telah umum tegakan pohon diperjual-
belikan. Transaksi jual beli seperti itu merupakan gejala
apa?
Membeli tegakkan pohon merupakan gejala sema-
kin derasnya penetrasi lalu lintas ekonomi uang di desa
Ngandagan. Para petani dan penggarap membutuhkan
118