Page 134 - Kondisi dan Perubahan Agraria di Ngandagan
P. 134
Kondisi dan Perubahan Agraria Desa Ngandagan ...
menanam benih jabon itu berkeinginan menukar lahan
garapnya dengan lahan garapan 45 ubin di bagian yang
dekat dengan jalan desa. Di tanah itu ia akan membuat
pembenihan jabon. Harapannya, dengan berlokasi di
pinggir jalan bibit jabon dapat mudah dipasarkan. Se-
mentara itu, ia sendiri mempunyai lahan garap 45 ubin
di bagian utara Ngandagan (utara sekolah). Penggarap
yang ditawari untuk bertukar lahan garap setuju, sehing-
ga terjadilah tukar-menukar itu. Demikian pula tukar
menukar penggarapan berlaku ketika penggarap akan
menanam cabe. Dia menukarkan lahan garapnya kepada
yang bersedia untuk memakai tanah hak garapnya, tentu
dengan perhitungan yang lebih menguntungkan pihak
yang diajak bertukar lahan.
Sistem tukar menukar penggarapan ini merupakan
sistem agraria tradisional di Ngandagan. Pada masa
Soemotirto sebagai lurah tidak hanya tukar menukar la-
han, akan tetapi tukar menukar tenaga kerja. Misalkan Si
A bekerja pada lahan Si B dalam waktu 8 jam dan Si B
berkewajiban untuk menggantikan waktu Si A yang
dipergunakan untuk bekerja di lahannya. 40
4. Sewa Menyewa
Di desa Ngandagan sewa-menyewa tanah berlang-
sung pada tanah sawah 45 ubin di kalangan para peng-
40 Gunawan Wiradi, op.cit., hlm. 150-198.
113