Page 140 - Kondisi dan Perubahan Agraria di Ngandagan
P. 140

Kondisi dan Perubahan Agraria Desa Ngandagan ...
               uang tunai untuk biaya hidup sehari-hari, maka tega-
               kan pohon telah menjadi komoditi. Sebenarnya pembe-
               lian tegakan pohon itu sama dengan pengijon membeli
               buah melinjo dari tanah perkarangan para penggarap.
               Sebelum tiba panen melinjo para pengijon sudah mena-
               warkan harga bersaing, yakni Rp 2000,- per kilogram. 44
               Hal yang sama berlaku pula untuk pohon pisang. Bukan
               hanya buahnya, pohon pisang diambil secara keselu-
               ruhan oleh pengijon. Batang pohon pisang diambil la-
               pis-lapisnya lalu dijemur untuk dipergunakan sebagai
               pembungkus daun tembakau. Lembaran batang pisang
               kering ini diberi oleh mereka yang berasal dari Wono-
               sobo.
                   Kebanyakan para pengijon adalah penggarap tanah
               sawah 45 ubin. Mereka membeli hasil tani perkarangan
               seperti melinjo, pisang, temulawak, dan kelapa. Modal
               usaha ini mereka peroleh dari hasil panen penjualan
               kedelai dan dari sumber lainnya. Usaha jual-beli hasil
               perkarangan ini bisa mendapatkan keuntungan Rp.
               5000,- hingga Rp. 10.000,- per hari. Usaha bakulan itu
               bisa mengambil jam kerja yang panjang yakni 8 jam per
               hari. Pekerjaan mereka menjadi sibuk pada musim
               menunggu panen (paceklik).  Juga, dikalangan peng-
                                         45
               garap 45 ubin mempunyai kecenderungan untuk men-



                   44  Wawancara dengan Sudin 9 Juni 2010.
                   45  Wawancara dengan Artidjo 6 Juni 2010.

                                                             119
   135   136   137   138   139   140   141   142   143   144   145