Page 145 - Kondisi dan Perubahan Agraria di Ngandagan
P. 145
Ahmad Nashih Luthfi dkk.
tingkat kesuburan yang beragam pula. Ada sawah lor
desa dengan kesuburan rata-rata. Sebagian besar sawah
dikuasai oleh pemilik kulian, lalu sawah bengkok, dan
sawah buruhan. Tiga jenis penguasaan berderet di
wilayah ini. Petak-petak sawahnya mendapat air dari
saluran irigasi “tengah desa”. Tanah yasan yang
berlokasi di sebelah timur persis dan berdekatan
dengan pemukiman, memiliki kesuburan yang kurang.
Sawah ini merupakan konversi dari pekarangan.
Luasannya cukup fleksibel, sesuai dengan kon-
disinya ketika teraliri-tidaknya oleh air, sehingga
penghitungan pajak tanah-nya juga turut menyesu-
aikan.
Terdapat dua jenis tanah yasan. Sawah kendo yaitu
sawah yang kebanyakan air atau sering kabanjiran.
Luas aktualnya lebih besar dibanding luas formalnya.
Sebagai contoh, secara de facto suatu petak sawah me-
miliki luas 13 ubin, namun di lembar SPPT (de jure) ia
tercatat dengan luas 10 ubin. Luas terakhir inilah yang
harus dibayar pajaknya, namun luas aktual itulah
yang dijadikan ukuran dalam jual beli, tentunya
dengan harga yang berbeda dibanding sawah dengan
luas yang pasti. Sawah kenceng adalah sawah dengan
kondisi sebaliknya. Hal demikian bisa terjadi sebab
barangkali dalam pengukuran, tanahnya sedang atau
tidak dalam kondisi tergenangi air. Penamaan kendo
dan kenceng ini adalah perspektif pihak pengukur atau
pemerintah desa terkait dengan pembayaran pajaknya.
Lokasi sawah lainnya ada di selatan desa, atau dike-
nal dengan sawah kidul desa. Satu areal di sebelahnya
dikenal dengan sawah teleng. Kedua janis sawah ini
124