Page 142 - Kondisi dan Perubahan Agraria di Ngandagan
P. 142
Kondisi dan Perubahan Agraria Desa Ngandagan ...
barang lain yang bisa digadaikan, maka tegakan pohon
kelapa dan tegakan pohon lainnya yang berada di perka-
rangan dijadikan pelunasan pinjaman kepada penagih
kredit.
Makna lain dari fenomena ini adalah tiadanya aku-
mulasi kapital dan lemahnya daya beli masyarakat. Bagi
petani miskin dan menengah, dihadapkan pada kebu-
tuhan mendesak, penetrasi kapital di pedesaan melalui
berbagai produk pabrikan dan sebagainya, dan kecilnya
penguasaan tanah yang mereka miliki, mengakibatkan
tidak seimbangnya antara daya beli dengan tingkat kebu-
tuhan. Tatkala tidak terjadi akumulasi kapital, maka
untuk mendapatkan uang segar guna memenuhi kebu-
tuhannya, ditempuhlah berbagai cara: menjual tegakan
pohon, menjual secara ijon, memanen dengan cara te-
basan, dan sebagainya. Yang mereka lakukan bukanlah
melakukan ekspansi penguasaan tanah, sebab hal demi-
kian di luar kemampuan mereka, namun melakukan
tindakan yang semakin mengintensifikasikan sumber da-
ya agraria yang mereka miliki. Hal demikian bisa disebut
sebagai proses involusi, bukan karena disebabkan sistem
eksploitasi Kolonial sebagaimana digambarkan Geertz,
namun justru karena tidak adanya industrialisasi
pedesaan di satu sisi, tidak adanya alat produksi yakni
tanah yang cukup memadai di sisi lain. Dalam proses
semacam itu, penetrasi kapital dalam pengertian godaan
konsumtif demikian masif masuk ke pedesaan.
121