Page 146 - Kondisi dan Perubahan Agraria di Ngandagan
P. 146
Kondisi dan Perubahan Agraria Desa Ngandagan ...
memiliki kesuburan paling tinggi. Mengapa demikian,
sebab menurut masyarakat air yang masuk ke petak-
petak sawah telah lebih dahulu melewati daerah
perkampungan dengan membawa zat-zat penyubur.
Ini berbeda dengan air yang mengalir dari saluran
wadas lintang di daerah atas. Persepsi atas kesuburan
dan penyebabnya ini berpengaruh terhadap
penentuan harga sawah.
Sawah kulon desa atau yang berlokasi di sebelah barat
desa memiliki kesuburan yang cukup, namun terdapat
perbedaan antara yang berada persis di pinggir
dengan yang agak ke tengah. Sawah yang di pinggir
jalan agak minim air. Plot-plot di deretan pinggir jalan
ini pula yang umumnya hak penggarapannya
dikuasai secara buruhan, alias sawah 45 ubin. Di lokasi
inilah terjadi perebutan air. Pemilik sawah kulian (milik
pribadi) sering melakukan monopoli atas air yang
semestinya didistribusikan pula untuk plot-plot sawah
lebih rendah yang kebetulan dikuasai oleh penggarap
buruhan. Hal demikian terjadi pada petani M terhadap
penggarap T. Penggarap T seringkali menggerundel
dengan keadaan itu. Bahkan ia bercerita, jika kebetulan
terdapat bebek-bebek milik orang lain masuk ke sawah
M, tak ragu-ragu M melemparinya dengan batu.
Perilaku M semacam ini tidak disenangi oleh tetangga
sekitar, namun mereka merasa segan mempe-
ringatkannya, sebab M adalah termasuk pemilik sawah
yang cukup luas dan kebetulan pula berprofesi sebagai
PNS.
Pembersihan saluran irigasi di sekitar desa dila-
kukan oleh para penggarap tanah buruhan. Pekerjaan
125