Page 183 - Kondisi dan Perubahan Agraria di Ngandagan
P. 183
Ahmad Nashih Luthfi dkk.
lain dan pohonnya sendiri. ia juga memiliki buruh petik
yang dibayarnya Rp 100,- per butir.
Diantara petani Desa Ngandagan, yang dapat digo-
longkan sebagai petani yang mampu memanfaatkan
pekarangannya adalah Rusman. Ia adalah warga RT.01/
RW.02 Dusun Karangturi yang termasuk petani dengan
kategori lengkap. Ia adalah pemilik tanah sawah seluas 200
ubin, pemilik tegalan seluas 300 ubin, dan pemilik pe-
karangan seluas 30 ubin. Tanah sawah dan tegalan diper-
oleh sekitar tahun 1980-an dengan cara membeli, sedang-
kan tanah pekarangan ia peroleh sebagai warisan dari
orangtuanya. Pekarangan Rusman yang luasnya 30 ubin
ini dalam satu musim dapat memproduksi: (1) pisang se-
banyak 20 tandan dengan harga Rp 10.000 per tandan, (2)
kelapa sebanyak 400 butir dengan harga Rp 1.000 per butir.
Sementara itu, untuk memenuhi kebutuhan kelu-
arganya Rusman mengeluarkan biaya dalam setahun,
sebagai berikut: (1) untuk makan dan lauk pauk sebesar
Rp 3.850.000; (2) untuk bahan bakar dan listrik sebesar
Rp 816.000; (3) untuk pendidikan anak-anaknya sebesar
Rp 1.400.000; (4) untuk menyumbang bila ada tetangga
atau kerabat yang hajatan sebesar 17 x Rp 20.000 = Rp
340.000. Dengan demikian total pengeluaran Rusman
dalam setahun sebesar Rp 6.406.000.
Sebagaimana dinamika tanaman di sawah dan te-
galan dari masa ke-masa, maka pekarangan juga menga-
lami proses yang sama.
162