Page 428 - Gerakan-gerakan Agraria Transnasional
P. 428

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

            telah menghasilkan perpecahan baru dalam gerakan
            lingkungan. Hal ini tercermin dalam aliansi baru antara
            konservasi dan modal besar dan perubahan dalam aliansi
            antara keadilan organisasi lingkungan dan reforma agraria.
            Sementara ketika perubahan koalisi di lapangan, sebuah
            inisiatif baru reforma agrari yang dipimpin negara di-
            luncurkan oleh Badan Pertanahan Nasional (BPN),
            Departemen Kehutanan (Dephut) dan Presiden Indone-
            sia, yang sekali lagi membuat kontestasi tentang reforma
            agraria mulai dibicarakan secara kritis.
                 Gerakan agraria kontemporer bertujuan untuk meng-
            ubah kebijakan negara dan pelaksanaannya (Webster 2004,
            2; Moyo dan Yeros 2005). Gerakan dan serikat petani yang
            dibentuk oleh praktek dan kebijakan negara dan berbagai
            bentuk formasi dari akumulasi formasi itu, maupun oleh
            pergerakan-pergerakan lain di bidang politik, membantu
            mereka untuk menciptakan gerakan(Buechler 2000, 78;
            McKeon et al;. 2004 McMichael 2005). Dimensi Transna-
            sional dari kampanye dan pembelaan, pertukaran pengeta-
            huan dan komunikasi, dan tipe baru serta tujuan tindakan
            kolektif telah menghasilkan ruang baru politik dan budaya
            secara nasional dan transnasional (Routledge 2004;
            Edelman 2005; lihat juga Keck dan Sikkink 1998). Sangat
            penting untuk dipahami, saat ini gerakan lingkungan,
            banyak dari mereka yang beroperasi di wilayah yang pernah
            dianggap sebagai ‘wilayah Agraria’. Sementara beberapa
            pekerjaan telah dimulai dalam hubungan ini, sebuah urusan
            besar menanti untuk dibongkar (Edelman 1999; Franco dan
            Borras 2005, 2006; Kowalchuk 2005).

            Pembentukan dan Jejak Gerakan Lingkungan dan Agraria
            dalam Politik Indonesia.
                 Di Indonesia, banyak aktivis lingkungan permulaan
            mendukung keadilan lingkungan dan bekerja di akar
            rumput (Tsing 1999; Lowe 2006), menciptakan suatu situasi


            414
   423   424   425   426   427   428   429   430   431   432   433