Page 602 - Gerakan-gerakan Agraria Transnasional
P. 602
GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL
menyerang gedung pemerintah, menyandera sekretaris
partai, membakar kendaraan-kendaraan pemerintah, me-
rusak jalan, menyita semen dan pupuk milik pemerintah,
dan setidaknya ada dua kejadian yang menyita amunisi dan
senjata (Becker 1997; Li 1997; Yue 1997).
Ada pula bukti kuat bahwa selama tahun 1990-an baik
partai maupun pemerintah pusat mengalami kemunduran
dalam hal kredibilitas dan legitimasi di mata para petani.
Hal ini mencerminkan semakin besarnya ketidakpuasan
atas ketidakmampuan dan/atau keengganan pemerintah
untuk mengontrol dan mengendalikan kader dan pejabat
yang korup. Terkait juga dengan popularitas Mao Zedong
yang tumbuh kembali dari kenangan para petani maupun
buruh era sosialis akan masa ketika tersedia jaminan sosial,
masyarakat bebas dari korupsi dan polarisasi kekayaan yang
luas, dan mereka menjalankan kekuasaan sosial terbesar
dan kontrol demokratis atas kader yang bertanggung jawab
kepada rakyat. Kebangkitan etika Maois dan nilai-nilai yang
sejajar dengan ‘immoralitas’ dan ‘eksploitasi’ pasca-sosialis
kemudian menjadi sarana mengumumkan bahwa masa
kini, dengan menjaga cita-cita sosialis tetap hidup, dan
selanjutnya mengesahkan pertikaian pedesaan (Hurst dan
2002 O’Brien; Jacka 1998; 2007 Lee, 140-7; Weil 2006).
Ditinjau menurut keterangan di atas, dalam rentang waktu
satu dekade yang pendek dalam pemikiran maupun aksi
politik petani China tidak hanya menghilangkan pembagian
antara terbuka dan tertutup sebagai bentuk perlawanan
sehari-hari, tetapi terjadi dengan cara yang menantang dan
berkontradiksi dengan asumsi standar ilmiah tentang
kemampuan negara untuk menentukan dan mengendalikan
fokus dan kontur protes petani.
Pada akhir tahun 1990-an semakin bertambahnya
frekuensi dan militansi aksi protes dan pergolakan men-
dorong pemerintah pusat untuk mengakui semakin
kurangnya kredibilitas dan menyatakan secara terbuka
588

