Page 604 - Gerakan-gerakan Agraria Transnasional
P. 604
GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL
baru di daerah pedesaan sebagai pengawasan dan
pengendalian(Armitage 2004; Buckley 2006, 1;’China Re-
ports ‘2006; ‘ Five Thousand PRC Farmers’1999;
Manthorpe 2004, A7;’ Public Security Organs’1999).
Meskipun demikian, selama tahun 2005 (tahun
terakhir dikeluarkannya statistik pemerintah) tidak hanya
jumlah protes terus meningkat, namun dari 87.000 insiden
pada tahun tersebut; yang melibatkan konfrontasi sengit
atau serangan terhadap properti pemerintah masih me-
ningkat dengan cepat (Kahn 2006a, 10). Statistik tersebut
mencerminkan intensifikasi konflik agraria seiring dengan
perjuangan tanah menjadi pusat perhatian dan penggunaan
kekuatan koersi pribadi, yang secara kriminal berhubungan
oleh pemerintah daerah berkembang bersama dengan prog-
ram represi dan kontrol pemerintah pusat.
Penyitaan Tanah dan Rutinisasi Persetujuan Sanksi
Kekerasan Pidana yang Disetujui Secara Resmi di
Pedesaan
‘Gerakan enklosur tanah‘(quandi yundong) dari
tahun 1990-an telah dilaksanakan dari tahun 1987 setelah
pemerintah mengeluarkan peraturan baru pengelolaan
tanah. Setelah itu National People’s Congress merubah
undang-undang yang memungkinkan untuk pemindahan
kepemilikan tanah, sehingga mendorong adanya pasar
perdagangan tanah (Miao 2003). Pada awalnya ‘kegilaan
atas enklosur tanah’ memicu sebuah ledakan real estate
yang berpusat di perkotaan, tetapi mencakup juga tanah
suburban dan pedesaan. Hal ini menggerakkan akumulasi
baik domestik maupun asing. Pada awal tahun 1990, 90
persen dari semua investasi asing langsung mengalir ke
dalam pasar perdagangan tanah yang baru dibuka (He
2000, 59).
590

